Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Intrauterine device atau IUD menjadi pilihan banyak perempuan yang ingin pakai alat kontrasepsi selain hormon. Alat yang dikenal dengan sebutan KB spiral ini bekerja dengan mencegah sel telur dibuahi oleh sperma agar tidak terjadi kehamilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Usia pakai IUD beragam, tergantung pada jenisnya. Tapi rata-rata alat ini bisa digunakan antara 5 hingga 10 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Hemavathi Srinivasan, konsultan kedokteran feto-maternal dan obstetri dan ginekologi, Motherhood Hospital, India, alat kontrasepsi dalam rahim ini efektif hingga hampir 99 persen. Beda dengan pil yang masih ada risiko lupa minum. “Setelah alat kontrasepsi dipasang, tidak perlu mempedulikannya atau mengingatnya sampai alat itu berhenti bekerja,” kata dia, dikutip dari Indian Express, Selasa, 21 September 2021.
Namun, ada banyak keraguan tentang alat ini. Salah satunya, ada yang mengatakan bahwa jika memakai alat ini maka tidak bisa olahraga. Hemavathi mengatakan tak ada alasan medis untuk menghindari olahraga setelah pasang IUD.
“Efek samping awal IUD dapat berupa kram dan nyeri punggung setelah pemasangan. Gejala ini berlangsung selama beberapa jam, jadi mungkin perlu menunggu hingga hari berikutnya untuk berolahraga. Beberapa wanita mengalami pendarahan, kram, dan nyeri selama beberapa minggu dan mungkin ingin menunggu lebih lama,” kata dia.
Dia juga menyadari banyak mitos lain yang beredar tentang alat ini, termasuk IUD bisa berpindah ke bagian tubuh lain, dapat meningkatkan risiko kanker, dapat menyebabkan kemandulan, dan meningkatkan cacat lahir dan keguguran.
"Ini sama sekali tidak benar," kata dia.
Namun, dia tak menampik bahwa alat ini juga memiliki efek samping bagi beberapa orang, antara lain darah keluar lebih banyak saat menstruasi, menstruasi berlangsung lebih lama, ketidaknyamanan saat pemasangan alat, sakit punggung yang ringan sampai parah beberapa hari setelah pemasangan, juga kram yang intens.
Sebagian IUD mengandung hormon progesteron di dalamnya yang memiliki efek samping lain, yakni pendarahan tidak teratur setelah 3 hingga 6 bulan pertama dan bercak di antara periode menstruasi.
“Salah satu kelemahan utama penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim adalah tidak melindungi dari penyakit menular seksual. Kemungkinan terkena penyakit radang panggul jarang terjadi dan sedikit lebih banyak ketika IUD pertama kali dipasang (sekitar 20 hari setelah pemasangan),” dokter menjelaskan.
Tapi, IUD juga memiliki sejumlah keuntungan, antara lain bisa bertahan lebih lama daripada pil KB, tidak ada risiko perforasi atau luka, dan taka da risiko infeksi jika dilakukan hati-hati.
Baca juga: Efek KB Implan Paling Umum, Gangguan Menstruasi hingga Sakit Kepala