Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Gairah dari Tepi Sungai Linggang

Dari sebuah desa kecil di tepi Sungai Linggang, semangat itu menyebar ke seluruh pulau. Berkat sebuah novel.

17 Januari 2011 | 00.00 WIB

Gairah dari Tepi Sungai Linggang
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

DI tepi Sungai Linggang, pondok kecil itu berdiri. Terkucil dari perkampungan penduduk. Atapnya dari seng, dindingnya bata merah. Tak ada bangunan lain di sekelilingnya. Yang terlihat hanya hamparan padang savana yang ditumbuhi ilalang dan pohon gelam. Dari beranda, bayangan Gunung Selimar di kejauhan perlahan-lahan lenyap seiring dengan tenggelamnya matahari. Gelap dan sunyi. Satu-satunya sumber penerangan adalah genset dengan kapasitas terbatas. Suara serangga malam, nyamuk-nyamuk nakal, dan kecipak air manakala seekor buaya berenang melintasi sungai menjadi sahabat pengisi malam.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus