Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Hanura di DPRD DKI mempersoalkan dana daerah untuk seni instalasi Bambu Getah Getih di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, yang baru saja dirobohkan. Hiasan bambu itu dipasang oleh pemerintah DKI Jakarta pada 16 Agustus 2018 bertepatan dengan perhelatan Asian Games dan HUT Republik Indonesia ke-73.
Sekretaris Fraksi Hanura Veri Yonnevil menilai uang Rp 550 juta untuk membuat Getih Getah bisa dialokasikan untuk proyek pembangunan lainnya yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Ibukota. "Kalau Rp 550 juta Anies bantu untuk bedah rumah, udah berapa rumah yang bisa dia bantu," ucapnya ketika dihubungi hari ini, Jumat, 19 Juli 2019. "Daripada bangun bambu begitu."
Menurut dia, baik dana Bambu Getah Getih dari corporate social responsibility (CSR) atau APBD DKI sama-sama uang rakyat. Dana ini seharusnya untuk memfasilitasi warga yang membutuhkan bantuan.Lain cerita apabila dana instalasi Bambu Getah Getih bersumber dari uang pribadi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pemasangan seni instalasi Bambu Getah Getih, buatan seniman dari Bandung Joko Avianto, diresmikan oleh Gubernur Anies. Nama Getih Getah bermakna Merah Putih. Menurut Anies, Bambu Getah Getih dibangun dengan dana konsorsium sekitar sepuluh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI yang totalnya sekitar Rp 550 juta.
Pada Rabu malam lalu, 17 Juli 2019, petugas Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI membongkar Bambu Getah Getih. Kepala Dinas Suzi Marsita beralasan bambu kerangka Getih Getah mulai rapuh, bahkan beberapa batang bambu sudah berjatuhan sehingga mesti dibongkar agar tdak roboh.
Setelah pembongkaran, Veri pun menyatakan bahwa pemasangan Bambu Getah Getih oleh Gubernur Anies sia-sia belaka. "Dari awal, kan memang kami sudah menyampaikan bahwa itu sia-sia," ucap Veri.
LANI DIANA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini