Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Memasuki hari ke tujuh penemuan zat radioaktif Cesium 137 di perumahan Batan Indah, paparan radiasi di lokasi sudah turun 9 microsievert per jam. Perkembangan terakhir radiasi itu disampaikan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya bicara dari data Bapeten, awalnya 200 microsievert kemudian turun 130, lalu turun 90 lalu 30 dan saat ini jadi 9," kata Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohar, Rabu 19 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Abdul, ia mendapat data tersebut pagi tadi dari hasil pengukuran kemarin. Tingkat radiasi 9 microsievert ini masih 300 kali lipat dari ambang batas aman Bapeten sebesar 0,03 microsievert. Jika paparan radiasi mencapai angka 0,03 microsievert per jam, daerah itu bisa disebut telah bersih dari kontaminasi zat radioaktif Cesium 137.
"Kita ukur menggunakan alat ukur milik Bapeten, jadi masih sekitar 300 kali lebih besar, dan hari ini masih kita lanjutkan penggalian, kalau bicara besar atau tidak secara teknis itu kecil, dan mungkin dampak secara kesehatan itu mungkin tidak begitu kelihatan dan tidak berdampak," ujarnya.
Yang menjadi masalah, kata Abdul, lokasi ini bukan lokasi pemanfaatan sehingga paparan radiasi di atas normal berapa pun itu nilainya tidak diperkenankan sehingga harus dihilangkan dan saat ini tanah masih terus digali.
"Prinsipnya kita menormalkan lagi sehingga masyarakat bisa beraktivitas lagi dengan nyaman, normal, tanpa dia menerima radiasi yang seharusnya dia tidak terima," ujarnya.
Sampai pagi tadi, ada 199 drum tanah yang diduga terkontaminasi zat radioaktif itu yang dibawa ke Batan. Meski radiasi sudah turun, pada hari ini disediakan kurang lebih 60 drum untuk mengangkut tanah dari perumahan Batan Indah untuk proses dekontaminasi.
MUHAMMAD KURNIANTO