Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ini Alasan Kerang Hijau Lebih Digandrungi Masyarakat

Pedagang di Pasar Ikan Muara Angke menyebut kerang hijau lebih diminati masyarakat ketimbang kerang dara.

8 Oktober 2019 | 14.37 WIB

Nelayan memanggul karung berisi kerang hijau di Pantai Cilincing yang dipenuhi sampah plastik, di Jakarta, Indonesia, 26 November 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Nelayan memanggul karung berisi kerang hijau di Pantai Cilincing yang dipenuhi sampah plastik, di Jakarta, Indonesia, 26 November 2018. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang di Pasar Ikan Muara Angke mengaku kerang hijau lebih diminati oleh masyarakat. Hal itu tak lepas dari harganya yang lebih murah ketimbang kerang dara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Alung, seorang pedagang yang ditemui Tempo, menyatakan kerang hijau memang lebih banyak dicari ketimbang kerang dara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dibanding kerang dara, yang paling laku memang kerang hijau karena untuk kalangan menengah ke bawah, kalau kerang darakan agak elit,” kata Alung, Selasa 8 Oktober 2019.

Nurcahoy, pedagang lainnya, menyatakan hal itu tak lepas dari harga kerang hijau yang harganya jauh lebih murah ketimbang kerang dara.

“Kerang hijau itu paling mahal harganya Rp15.000/kg, sedangkan kerang dara bisa Rp35.000 - Rp40.000/kg,” kata Nurcahyo.

Keduanya mengaku bisa menjual sekitar 50 kilogram kerang hijau setiap harinya. Omset mereka bisa bertambah dua kali lipat pada akhir pekan.

Terkait penjualan kerang hijau mereka juga mengaku tak terpengaruh meskipun dalam beberapa hari terakhir gencar dikabarkan bahwa jenis kerang tersebut tak layak untuk dikonsumsi.

Nurcahyo mengatakan bahwa kerang hijau yang dia jual bukan berasal dari Teluk Jakarta seperti yang ramai dibicarakan, tapi berasal dari Teluk Banten. Hal itu, menurut dia, membuat kerang jualannya lebih layak dikonsumsi.

Ia pun mengakui jika kerang hujau ini sudah diteliti oleh Institut Pertanian Bogor, dan terbukti jika kerang hijau dari teluk Banten tidak mengandung zat logam yang berbahaya bagi tubuh manusia.

“Kami mengambil kerang hijau dari Tangerang, Teluk Banten karena yang sehat itu dari teluk Banten,” ujar Nurcahyo.

Sebelumnya PT Pembangunan Jaya Ancol melakukan program Restorasi Kerang Hijau untuk memfilter air laut di Teluk Jakarta yang sangat tercemar. Manajer Koservasi Ancol, Yus Anggoro Saputra, menyatakan satu kilogram kerang hijau bisa memfilter 10 liter air dalam waktu satu jam.

Dia pun menghimbau masyarakat untuk tak mengkonsumsi kerang hijau secara umum. Namun, jika pun ingin mengkonsumsinya, dia menyarankan bukan yang berasal dari Teluk Jakarta.

"Kerang hijau memiliki peran memfilter kotoran dan logam berat, jadi tidak layak dikonsumsi. Kalau mau makan seafood, mending cari yang lain. Kalau pun mau konsumsi kerang hijau, cari di lokasi selain Jakarta," kata Yus Ahad kemarin.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus