Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Intoleransi Laktosa Bukan Alergi Susu, Cek Gejala dan Pencegahan

Jangan salah kaprah. Intoleransi laktosa bukan alergi susu, walaupun pokok permasalahannya sama-sama susu. Cek gejala dan pencegahannya.

16 April 2018 | 13.06 WIB

Ilustrasi sakit perut. TEMPO/Subekti
Perbesar
Ilustrasi sakit perut. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tak mampu menyerap kandungan gula yang ada pada susu atau produk-produk susu. Menurut National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat, penyebabnya adalah kekurangan laktase, enzim yang bertugas memetabolisme laktosa di usus kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Scandinavian Journal of Gastroenterology, kadar intoleransi laktosa pada setiap orang dewasa juga berbeda-beda, dari 5 sampai 100 persen. Intoleransi laktosa berbeda dari alergi susu. Alergi susu lebih diakibatkan protein pada susu, bukan laktosa. Kondisi ini juga bisa disebabkan keturunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada orang dewasa yang tak tahan laktosa, zat ini difermentasi dan dicerna oleh bakteri di usus untuk menghasilkan gas dan rangkaian pendek asam lemak. Akibatnya adalah kram perut, kembung, diare, kentut, dan mual. Parah tidaknya gejala tergantung pada seberapa cepat laktase yang ada dalam sistem pencernaan yang digunakan.

Orang-orang yang sering bermasalah dengan perut, seperti kram dan kembung, mungkin mengalami intoleransi laktosa setelah mengkonsumsi susu atau produk-produknya. Gejala biasanya muncul 30 menit sampai dua jam setelah mencerna produk susu.

Untuk mengatasi masalah ini tak perlu ke dokter spesialis atau obat khusus, cukup memangkas konsumsi produk-produk susu, namun tetap memastikan penderita tak kekurangan kalsium dan vitamin D. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Juni 2017 disebutkan penderita intoleransi laktosa yang mengurangi produk-produk susu ternyata kekurangan vitamin D dalam darah.

Cara lain untuk mengatasi adalah dengan pil atau obat tetes yang mengandung laktase yang ditenggak sebelum makan. Meminum probiotik juga diklaim ampuh mengatasi masalah laktosa ini.

Cara lain adalah dengan memangkas makanan yang mengandung laktosa tinggi, yakni: *Susu dan minuman berbahan dasar susu
*Makanan yang terbuat dari susu
*Keju
*Krim kopi
*Eskrim
*Puding
*Mentega
*Saus krim

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus