Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras di sejumlah pasar di Jakarta Timur terus naik sejak Juni tahun lalu. Penjual beras di Pasar Enjo, Pulo Gadung, misalnya, menyebut kenaikan harga beras ini berlangsung secara drastis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah seorang pemilik kios beras di Pasar Enjo, Wawan, mengatakan bahwa kini harga beras medium bisa mencapai Rp 11.000 hingga 13.500 per kilogram, dan untuk kualitas premium berkisar di harga Rp 15.000 hingga Rp 17.000 per kg.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Biasanya, harga Rp 8.500 sampai Rp 10.000 itu ada. Ini sekarang harga lagi melonjak tinggi, paling murah itu Rp 13.500 per kg," katanya ketika ditemui di kios miliknya, Selasa, 31 Oktober 2023.
Wawan mengungkapkan, kenaikan harga beras yang terus terjadi itu tidak dibarengi dengan kualitas beras yang didapat. Menurut dia, beras kualitas medium banyak yang tidak bagus, warnanya pucat, dan patah-patah. Ia menilai jika itu dipengaruhi dengan musim kemarau saat ini.
Meski begitu, kata Wawan, ia masih bisa memilih untuk membeli beras di distributor Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, sebab pasokannya banyak.
Wawan mengatakan, beras jenis perak jadi paling tinggi kenaikan harganya. Dari Rp 12 ribu bisa sampai Rp 16 ribu harganya saat ini per kilogram. Begitu juga dengan beras ketan. Ia mengungkapkan jika harga saat ini mencapai Rp 15 ribu per kg, sebelumnya hanya Rp 11 ribu.
Meski harga naik, Wawan mengaku pendapatannya justru turun. Ia mengatakan hanya mengambil keuntungan sebesar Rp 500 hingga Rp 1000. Sebab, kata dia, banyak pembeli yang mengeluh karena tingginya harga yang dijual.
"Harga jual kami kalkulasikan saja dari harga beras yang di Pasar Induk Cipinang. Kami ikut yang dari induk, bukan menyesuaikan pembeli," katanya.
Imbas kenaikan harga beras sejak tahun lalu, Wawan mengatakan bahwa omzetnya alami penurunan hingga 60 persen. Terparah disebutnya pada awal pertengahan tahun lalu. "Biasanya dapat Rp 5 juta, ini jadi cuma Rp 1,5 juta atau paling banyak Rp 2 juta," ujarnya.
Wawan (29), penjual beras di Pasar Enjo, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Tempo/Novali Panji
Terpisah, pemilik agen beras di Pasar Induk Cipinang, Dede mengatakan bahwa kenaikan harga beras ini bergantung pada gabah dari petani. Ia mengungkapkan saat ini harga gabah dari petani sedang tinggi-tingginya.
"Enggak turun-turun. Sekarang gabah bisa Rp 7.700 per kg. Maka itu modal penggilingan sekarang itu gede, bisa mencapai Rp 13.400 per kg," ujarnya, Selasa.
Menurut dia, tingginya harga gabah dan modal penggilingan, ketika dibawa ke pasar harganya jadi tidak masuk, sehingga pembeli tetap meminta harga murah.
"Kami memang inginnya turun. Tapi produksinya saja modalnya tinggi," katanya yang juga memiliki pabrik dan penggilingan untuk produksi beras. Namun, akibat modal tinggi dan turunnya pendapatan itu, kini penggilingan miliknya sudah tidak lagi beroperasi.
Kenaikan harga beras ini juga diamini oleh pedagang warung nasi. Atun, sudah belasan tahun berjualan warung nasi di dekat kawasan Pasar Induk Cipinang. Ia mengatakan saat ini harga beras memang sedang naik.
"Dulu saya beli sekarung itu Rp 600 ribu, sekarang bisa sampai Rp 750 - 800 ribu per karung," katanya. Atun biasa beli beras di agen Pasar Induk Cipinang untuk kebutuhan jualannya. Meski harga semakin mahal, ia tak punya pilihan lain. Sebab, kenaikan harga beras ini terjadi secara menyeluruh.