Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia mengakui marka pembatas jarak physical distancing di kursi KRL ada yang lepas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara PT KCI Sylviane Purba mengatakan marka yang lepas itu terdapat di kursi berbahan beludru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemarin memang banyak yang lepas (tanda pembatas fisiknya). Bangkunya yang beludru," kata Anne sapaan Sylviane melalui pesan singkatnya, Senin, 4 Mei 2020.
Pagi ini, netizen mengkritik tidak adanya tanda pembatas yang terpasang di bangku KRL. Alhasil, penumpang KRL berpotensi tidak mematuhi jarak fisik atau physical distancing yang diminta pemerintah
"Kok gak ada batas Social Distancing lagi sih @CommuterLine apakah corona sudah hilang," tulis pemilik twitter @kongspirasi, yang mengunggah foto kursi KRL tanpa marka physical distancing.
Anne menuturkan telah merespons masukan dari pengguna KRL. Pagi tadi, KCI telah memasang kembali penanda yang lepas di bangku kereta. "Ini terjadi di beberapa gerbong KRL."
Meski jam operasional KRL dibatasi, kata Anne, jumlah rangkaian KRL tetap sama dengan hari biasanya. Jadi, marka yang lepas akan segera diperbaiki begitu termonitor. "Dari gambar tersebut kami ucapkan terima kasih. Walau ada marka yang lepas penumpang disiplin mendengarkan himbauan kami melalui announcer," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sebelumnya mengatakan ada temuan tiga penumpang KRL jurusan Bogor-Jakarta yang positif Covid-19. Temuan itu diketahui dari hasil tes swab PCR yang dilakukan terhadap 325 orang penumpang beberapa waktu lalu.
“Ini artinya KRL yang masih padat bisa menjadi transportasi OTG pembawa virus. PSBB bisa gagal. Sudah dilaporkan ke Gugus tugas pusat dan Kemenhub. Semoga ada respons terukur dari pihak operator KRL,” tulis Ridwan Kamil lewat akun media sosialnya kemarin.