Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bangkalan - Kian meluasnya serangan hama keong emas di area persawahan Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Madura, membuat dinas pertanian dan peternakan setempat meminta bantuan anggota Komando Rayon Militer Burneh untuk memunguti hewan perusak tanaman padi itu.
"Kalau tidak dicegah, keong emas ini akan merusak padi petani," kata Kepala Bidang Produksi Padi dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Geger Heri Santoso, Selasa, 5 Mei 2015.
Menurut Heri, serangan keong emas yang diperkirakan muncul sejak tiga pekan lalu itu awalnya hanya ditemukan di Desa Langkap. Namun saat ini hama tersebut sudah menyebar di tiga dusun di Desa Burneh, salah satunya di Dusun Telaga Nangkah. "Untuk mencegah penyebarannya hanya dengan cara memunguti dari batang padi," ujar dia.
Berbekal kantong plastik, petani, petugas Dinas Pertanian dan anggota Koramil bahu-membahu memunguti keong yang menempel di batang padi. Dalam sekejap, plastik tersebut langsung penuh berisi keong emas dan langsung dimusnahkan. "Dulu keong bisa buat pakan bebek, tapi anehnya sekarang bebek tidak mau," kata salah satu petani, Ahmadi.
Selain memunguti keong emas, para anggota Koramil membersihkan saluran irigasi di beberapa persawahan. Sebab, saluran irigasi yang dipenuhi air juga dapat mencegah penyebaran hama keong emas.
Data Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan menyebutkan, serangan keong emas ini pertama kali terjadi sejak 1997. Kepala Seksi Pencegahan Hama Penyakit, Hozairi, mengatakan, pada tahun tersebut, keong emas pernah menyebabkan puso ratusan hektare padi di Desa Ujung Piring.
Keong emas, kata dia, dikenal sebagai hama paling ganas karena memakan bulir padi muda dan menjadikan batang padi sebagai tempat bertelur. "Dalam waktu singkat, telur akan menetas," tuturnya.
MUSTHOFA BISRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini