Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Muhammad Falak bin Abbas menyebarkan Islam di Bogor, Jawa Barat.
Tinggal di Mekah sejak usia 15 tahun, Falak bin Abbas belajar selama 21 tahun.
Ia ikut bertempur melawan Belanda.
BERZIARAH ke Pondok Pesantren Al-Falak, Pagentongan, Bogor, Jawa Barat, pada pertengahan Januari 2019, Ma’ruf Amin menanyakan keberadaan sungai di kompleks tersebut. Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu mengingat sungai tersebut berada di dekat makam Tubagus Muhammad Falak bin Abbas, pendiri pesantren tersebut. “Saya sering bertemu sebelum beliau wafat pada 1972,” kata Wakil Presiden itu melalui juru bicaranya, Masduki Baidlowi, pada Jumat, 15 Mei lalu.
Beda usia Ma’ruf dan Muhammad Falak 101 tahun. Mama Falak (kata “mama” dalam bahasa setempat berarti “bapak”)—panggilan Muhammad Falak—lahir di Sabi, Pandeglang, Banten, pada 1842 dan meninggal saat berusia 130 tahun. Ma’ruf berkawan akrab dengan salah satu anak Falak yang juga politikus Partai Kebangkitan Bangsa, Tubagus Cecep Syarifuddin Falak—kini sudah meninggal.
Ma’ruf menganggap Falak sebagai pemimpin tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah di Indonesia yang karismatik. Tarekat itu satu dari 27 ilmu yang Falak pelajari di Mekah, Arab Saudi. Dalam buku Profil Pesantren Al-Falak dan Delapan Pesantren Lain di Bogor yang ditulis Sudjoko Prasodjo dan kawan-kawan diceritakan bahwa Falak belajar di negara itu sejak berusia 15 tahun. Di sana, putra tunggal pemimpin Pondok Pesantren Sabi Kiai Tubagus Abbas dan Ratu Quraisyn ini tinggal selama 21 tahun.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo