Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tangerang, abad ke-16. Seorang Portugis, Tome Pires, menjejakkan kaki di pelabuhan di utara Pulau Jawa itu. Ia ternganga melihat koloni etnis Tionghoa yang subur dan hidup likat dengan pribumi. Makin ke pedalaman, ia kian tercengang mendapati kedua etnis itu susah dibedakan—kecuali pada mata sipit si Tionghoa yang tak bisa disembunyikan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo