Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Memahami Kerja Otak lewat Film Horor

Para peneliti di Amerika Serikat menggunakan film horor untuk mempelajari kerja otak manusia. Apa tujuannya.

5 Desember 2018 | 22.03 WIB

Ilustrasi menonton film horor/seram. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi menonton film horor/seram. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menonton film horor adalah mimpi buruk buat banyak orang, terutama wanita. Tapi para ilmuwan justru menggunakan adegan dari film horor untuk mencari tahu soal sebuah jalinan kunci neural pada manusia yang menjelaskan bagaimana otak memproses perasaan takut dan cemas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Hasil penemuan diharapkan bisa membantu mencari cara baru untuk menyembuhkan para penderita masalah mental. Banyak orang yang cenderung untuk terus mengingat pengalaman buruk karena dianggap berguna untuk mempertahankan hidup sehari-hari. Akan tetapi, interpretasi yang berlebihan terhadap rasa takut justru hanya menimbulkan kecemasan dan berbagai masalah mental lain, begitu kata para peneliti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para peneliti tak perlu mengira-ngira lagi soal sirkuit di otak yang memunculkan ketakutan. Kini, para peneliti dari Universitas California Irvine (UCI) di Amerika Serikat telah merekam aktivitas neuron dengan menggunakan elektroda yang diselipkan di amygdala dan hippocampus (dua bagian di otak) pada sembilan orang saat mereka menyaksikan adegan film horor untuk merangsang munculnya rasa takut.

“Elektroda di dalam otak menangkap gerakan neuron yang melesat setiap milidetik dan mengungkapkan dalam waktu yang sesungguhnya bagaimana otak mempengaruhi stimuli ketakutan,” jelas Zheng Jie, alumnus UCI.

Para peneliti mendapatkan amygdala dan hippocampus memegang peranan penting dalam mengenali stimuli emosional dan melekatkannya di memori.

“Kenyataannya, neuron di amygdala dilepaskan 120 milidetik lebih awal dari yang di hippocampus. Kami bisa menghitung dinamika otak dengan presisi seperti itu,” kata Zheng lagi, seperti dilansir India Times.

Penelitian terhadap manusia dan hewan telah menegaskan peran amygdala dalam memproses rasa takut dan oeran setara hippocampus dalam meningkatkan proses memori dari peristiwa-peristiwa emosional. Sebelumnya tak pernah diketahui bagaimana dua bagian otak yang saling berdekatan tersebut berinteraksi dalam mengenali stimulus rasa takut.

Dengan memahami aktivasi dari jaringan otak dalam memproses stimuli rasa takut sangat penting dalam mengembangkan cara penyembuhan baru masalah mental. Hasil penelitian itu diterbitkan di jurnal Nature Communications.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus