Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengancik waktu subuh, sejumlah pencari momen gerhana bulan masih berkumpul di sudut Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, dekat Planetarium dan Observatorium Jakarta pada Rabu, 17 Juli 2019. Terbagi dalam gerombolan-gerombolan kecil, mereka mengitari tujuh teleskop bintang yang telah disiapkan.
Mereka mengantre untuk meneropong gerhana bulan sebagian lewat teleskop. Telepon genggam disiapkan untuk mengabadikan momen gerhana lewat lensa okuler teleskop.
"Dari tadi dapat tiap momennya, pas masih purnama penuh, penumbra awal, terus gerhana," kata salah seorang pengunjung, Annisa, yang datang pada Selasa malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
Tak mudah "menangkap" gerhana bulan sebagian tersebut degan kamera telepon genggam. Annisa memerlukan setidaknya dua hingga tiga menit hingga kamera ponselnya bisa menangkap citra fenomena alam tersebut.
Gerhana bulan sebagian ini akhirnya terjadi pada Rabu pagi, sekitar pukul 04.31. Namun sejak Selasa malam pukul 22.00, Planetarium Jakarta sudah mulai menggelar acara peneropongan bersama yang terbuka untuk umum dan gratis.
Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo, mengatakan bahwa acara ini sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Selain melihat gerhana bulan, pengunjung juga dapat melihat planet Saturnus dan Jupiter.
Tak cuma meneropong gerhana bulan, pengunjung pun mendapatkan penjelasan langsung dari pemandu yang berjaga di setiap teleskop. Menurut Eko, para pemandu ini berasal dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). "Dari tadi lumayan ramai, apalagi tadi di sini sempat ada acara musik. Jadi mungkin sekalian lihat-lihat ini," kata Fariz, anggota Forum Pelajar Astronomi yang juga tergabung dalam HAAJ, di Taman Ismail Marzuki.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini