Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mulai Dengan Komputer

Komputer dipakai untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di DKI. Lampu lalu lintas di 48 persimpangan jalan dikendalikan dari balai kota. Kamera tv dan pemancar radio metro jaya turut berperan. (kt)

22 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEMACETAN lalu-lintas di Jakarta sudah merupakan kejadian biasa. Terlebih-lebih bila musim penghujan, banyak lampu lalu-lintas yang mati dengan tiba-tiba dan kemudian menjadi penyebab kemacetan itu. Namun usaha untuk memecahkan bukan tak ada, meskipun secara selintas orang akan melihat bahwa pemecahan yang dibuat itu sekedar mengurangi kemacetan yang kemudian akan disusul lagi dengan kemacetan baru. Apalagi pertambahan jumlah kendaraan yang setahunnya mencapai 16% - sementara pertambahan panjang jalan hanya 2% - tak salah kalau disebut sebagai penyebab utama. Belum lagi jaringan jalan yang belum mendukung tersalurnya arus lalu-lintas secara memadai. Terpisahnya lokasi tempat bekerja dengan pemukiman dalam jarak yang cukup jauh menyebabkan arus lalu-lintas kurang terbagi. Dan ini akan terlihat pada jam-jam padat: pagi hari arus lalu-lintas seperti "air bah" menuju Utara, sore menuju Selatan. Untuk memecahkan persoalan lalulintas secara mendasar, terasa agak sulit. "Mengimbangi pertambahan jumlah kendaraan dengan menambah panjang jalan, bukan pekerjaan gampang dan boleh dikatakan mustahil", kata F. Suwarto M.Sc, Kepala Dinas Lalu-lintas dan Jalan Raya DKI. Ini, sekali lagi, menyangkut biaya. Maka itu seperti yang dikemukakan Suwarto yang mungkin di lakukan sekarang adalah membuat berbagai pembatasan serta memperbaiki sistim pemakaian jalan dan sistim kendaraan umum. Satu di antaranya dengan menggunakan sistim komputer untuk mengatur persimpangan jalan yang akan mulai digunakan pda akhir Januari ini. Insya Allah Dengan menggunakan sistim komputer ini lampu lalu-lintas di 48 persimpangan jalan Jakarta akan dikendalikan dari lantai 18 Blok G, Balai Kota. Ke 48 persimpangan jalan ini seluruhnya berada di wilayah Jakarta Pusat. Dengan pemakaian komputer ini wilayah lalu-lintas terpadat, "insya Allah kemacetan akan bisa teratasi", seperti kata Suwarto. Lantas dia pun menceritakan bagaimana prosedur kerja komputer tersebut. Di setiap persimpangan lebih kurang 50 sampai dengan 80 meter dari lampu lalulintas dipasang kabel detektor. Melalui kabel ini - yang berada 5 cm di bawah aspal - jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah lampu lalu-lintas tersebut dihitung oleh komputer Dengan demikian waktu menyalanya lampu hijau atau lampu merah akan disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah lampu lalu-lintas tersebut. Jika tanpa komputer, lampu lalu-lintas akan menyala baik hijau ataupun merah sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, misalnya dalam waktu 3 menit. Begitu pula jika tak ada kendaraan lewat. Keadaan yang baru ini tentu saja akan lebih memperlancar arus lalu-lintas. Orang tak perlu lagi menunggu lama-lama kalau yang diseberangnya memang tak seberapa kendaraan yang lalu. Namun ini tentu saja tak bisa langsung menyulap keadaan, "masa transisi masih diperulkan," kata Suwarto. Dan yang lebih penting, ktanya pula, adalah disiplin pemakai jalan. Karena menurutnya komputer bisa kacau kalau ada pemakai jalan yang dengan seenaknya menyerobot masuk melalui garis pemisah jalan. Dan akibatnya komputer yang berada di lantai 18 itu akan membuat kesalahan perhitungan. Di samping itu bagi DLLAJR dengan penggunaan komputer ini berarti menambah beban baru. Pembersihan terhadap daerah bebas parkir yang berada dekat dengan persimpangan jalan terpaksa lebih diintensifkan. "Membiarkan kcndaraan parkir seenaknya sama dengan mengacaukan sistim ini", kata Suwarto. Lantas diapun menjelaskan bahwa pemakaian komputer ini kemudian akan disusul dengan pemasangan 2 kamera tv - hadiah dari Siemens masing-masing di depan Hotel Asoka dan di depan Bank Indonesia jalan Thamrin. Adanya ke-2 kamera tv ini memungkinkan terkontrolnya kemacetan yang terjadi. Dan lebih dari itu pemecahannya segera dapat dilaksanakan, yaitu dengan mengirimkan petugas-petugas yang akan mengatur jalannya arus lalu-lintas tersebut. Sebelum kwartal pertama tahun ini 8 buah kamera tv - yang dibeli DKI-juga akan dipasang di 8 persimpangan. Kemudian - sesuai dengan jadwal yang ditentukan sebelum akhir tahun ini melalui pemancar radio Metro Jaya para pemakai jalan akan mendapat keterangan-keterangan mengenai daerah-daerah yang sedang mengalami kemacetan lalu-lintas. "Pemberitahuan ini memungkinkan para pengendara untuk menghindari daerah-daerah berbahaya atau macet", kata Suwarto. Lebih dari itu, untuk mengurangi kemacetan lalulintas ini tak kurang dari Rp 1 milyar harus keluar dari kocek DKI. Maklum ini barang baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus