Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Museum Multatuli Buka Kerja Sama dengan Swasta, BUMN Agar Mendunia

Museum Multatuli siap menjalin kerja sama dengan swasta, BUMN dan Kementerian untuk mempromosikan kekayaan khazanah budaya tempo dulu agar mendunia.

27 November 2020 | 13.26 WIB

Museum Multatuli. ANTARA
Perbesar
Museum Multatuli. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Lebak - Museum Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten siap menjalin kerja sama dengan swasta, Badan Usaha Milik Negara atau BUMN dan Kementerian untuk mempromosikan kekayaan khazanah budaya tempo dulu agar mendunia.

"Kami sangat membutuhkan adanya kerja sama itu secara berkelanjutan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Multatuli Ubaidillah Muchtar di Lebak, Jumat, 27 November 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca Juga: Menjajal Jelajah Museum Multatuli Secara Virtual

UPT Museum Multatuli menyambut baik dan senang hati jika ada pihak swasta, BUMN, dan kementerian yang ingin kerja sama untuk membesarkan Museum Multatuli agar mendunia.

Selama ini, pihaknya baru menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk Program Jejak Multatuli dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam bentuk Festival Seni Multatuli yang dilaksanakan setiap September, di antaranya menggelar Carnaval Kerbau dan Wayang Golek.

Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Museum Kerajaan Belanda Riggt Museum, namun berharap berlanjut sehingga bisa mengembalikan benda-benda Multatuli, seperti lemari, guci, tas hingga manuskripnya itu ke Museum Multatuli.

"Kami sangat terbuka jika ada kerja sama itu agar Museum Multatuli mendunia," katanya menegaskan.

Ia menjelaskan di Museum Multatuli Rangkasbitung terdapat koleksi novel Max Havelaar edisi pertama yang masih berbahasa Prancis (1876), tegel bekas rumah Multatuli, litografi atau lukisan wajah Multatuli, peta lama Lebak, arsip-arsip Multatuli dan buku-buku lainnya.

Lebih menariknya Museum Multatuli terdapat bukti fisik berupa surat-menyurat Multatuli dengan pejabat Hindia Belanda tentang kondisi masyarakat Lebak, foto-foto, serta novel Max Havelaar terbitan pertama.

Lokasi Gedung Museum Multatuli berdekatan dengan Kantor Pemerintah Kabupaten Lebak dengan luas 1.842 meter persegi terdapat tujuh ruangan yang terbagi menjadi empat tema.

Keempat tema tersebut yaitu sejarah datangnya kolonialisme ke Indonesia, Multatuli dan karyanya, serta sejarah Lebak dan Banten. Selain itu ada juga tentang perkembangan Rangkasbitung masa kini,katanya.

Ia mengatakan saat ini jumlah pengunjung Museum Multatuli sekitar 6.500 orang, termasuk virtual sehubungan merebaknya pandemi Covid-19.

Selama ini, kata dia, wisatawan yang mengunjungi Museum Multatuli masih ada dari kalangan mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka mengunjungi Museum Multatuli itu untuk pengkajian dan penelitian, demikian Ubaidillah Muchtar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus