Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Nikita, Nikita...

Sajak-sajak Agam Wispi dinilai segar dan berbeda dengan penyair Lekra pada umumnya. Ia tak mau diikat partai.

9 Oktober 2017 | 00.00 WIB

Nikita, Nikita...
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

SAJAK "Matinya Seorang Petani" yang ditulis Agam Wispi membuat Joebaar Ajoeb dan Sitor Situmorang cukup kerepotan. Pada 1963, dua perwakilan seniman di Dewan Perwakilan Daerah Jakarta itu harus menemui petinggi militer. Militer sebelumnya melarang peredaran sajak Agam yang berisi tentang tewasnya seorang petani saat protes penggusuran tanah di Tanjung Morawa itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus