Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DENGAN wajah pucat pasi, Samsuri menginjak pedal rem mobilnya tiba-tiba. Di jalan raya di kawasan Ketewel, Denpasar, Bali, beberapa provos dan polisi berpakaian preman menyetop kendaraannya. "Apa salah saya, Pak?" katanya, tergagap. Rombongan polisi itu tak banyak bicara. "Ayo ikut ke kantor," kata seorang di antara mereka. Samsuri tak mengerti. Ia merasa tak melakukan kesalahan apa-apa.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo