Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ombudsman Temukan Guru Menjual Jawaban USBN di Jakarta Timur  

Ombudsman RI (ORI) menemukan guru SMA/K/MA di daerah Jakarta Timur menjual kunci jawaban USBN seharga Rp 25.000 per mata pelajaran.

4 April 2017 | 20.40 WIB

Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SMA. ANTARA/Wahyu Putro
Perbesar
Ilustrasi Ujian Nasional Berbasis Komputer tingkat SMA. ANTARA/Wahyu Putro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Ombudsman RI (ORI) menemukan guru SMA/K/MA di daerah Jakarta Timur menjual kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) seharga Rp 25 ribu per mata pelajaran. Uniknya, kunci jawaban ini dijual secara terang-terangan.

”Guru menjual kunci jawaban dengan harga Rp 25 ribu. Ini pengakuan siswanya sendiri,” ucap Koordinator Tim 7 Bidang Pendidikan Rully Amirulloh kepada awak media di kantor ORI kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 4 April 2017.

Rully enggan menyebutkan salah satu sekolah yang kedapatan guru menjual kunci jawaban untuk siswanya. Rully menduga hal ini dilakukan sebagai upaya mendongkrak nilai siswanya. Menurut Rully, nilai siswa berpengaruh pada prestasi sekolah.

Harga Rp 25 ribu untuk satu mata pelajaran dianggap terlalu murah oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Daryanto.

Baca: Amankan Ujian Nasional, Peretas Baik Diajak Kerja Sama

”Harga itu relatif terlalu murah. Ini sepertinya harus dicek,” ucap Daryanto kepada awak media saat konferensi pers yang diselenggarakan oleh Ombudsman.

Kementerian Pendidikan akan melakukan penyelidikan lebih dalam atas temuan tersebut. Meski demikian, Daryanto mengatakan, bila terbukti, Kementerian tidak bisa memberikan hukuman secara langsung. Pasalnya, menurut dia, perihal hukuman merupakan otonomi daerah, dalam hal ini Dinas Provinsi. Namun Kementerian masih bisa memberikan peringatan tertulis untuk yang bersangkutan.

”Izinkan kami menindaklanjuti. Kami gunakan prinsip kehati-hatian supaya tidak menggeneralisasi dan menjustifikasi,” kata Daryanto.

Dalam kesempatan tersebut, Daryanto juga mengatakan masih ada sekolah dan siswa yang jujur. Hal ini perlu diapresiasi supaya tidak melulu berfokus pada sisi negatifnya. Meskipun demikian, Daryanto mengatakan temuan ini menjadi evaluasi bagi Kementerian Pendidikan.

BENEDICTA ALVINTA



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juli Hantoro

Juli Hantoro

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus