Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pacar Enggan untuk Menikah, Lakukan 3 Hal Berikut

Ada tiga cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah pasangan yang menunda atau enggan untuk menikah

5 Maret 2018 | 20.51 WIB

Ilustrasi pasangan bertengkar. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pasangan bertengkar. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Usia sudah matang, karier mapan, hubungan dengan sang kekasih pun sudah merasa nyaman. Namun mengapa si dia tak kunjung menunjukkan keseriusannya untuk menikah? Adakah yang salah?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut psikolog sekaligus dosen dari The Chicago School of Professional Psychology AS, Jeremy Nicholson, M.S.W., Ph.D, era modern telah membawa perubahan pandangan sosial yang mempengaruhi seseorang termasuk dalam hal pernikahan. Misalnya pria yang merasa harus menanggung beban ekonomi setelah menikah, sehingga mereka berpikir harus mapan terlebih dulu. Tidak hanya itu, pria juga berpikir ancaman perceraian di era modern lebih tinggi sehingga motivasi untuk berkomitmen menjadi lebih rendah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain pria, wanita pun kini banyak yang memutuskan untuk lebih hati-hati untuk menjalani komitmen yang serius. Jeremy menyebut emansipasi wanita telah mampu mengurangi ketergantungan wanita terhadap pasangannya. Jika Anda menghadapi masalah ini, ada tiga cara yang dapat diterapkan untuk mengatasinya. 

1. Bicarakan
Langkah pertama untuk mengatasi masalah si dia yang enggan atau menunda pernikahan yaitu bicarakan dari hati ke hati. Pakar hipnoterapi klinis dari klinik penyembuhan holistik Healing Arts New York, Rachel Astarte menyarankan untuk menanyakan mengapa pasangan Anda memilih menunda atau enggan menjalin ikatan pernikahan. 

“Jika pasangan Anda mengatakan alasan mengapa ia memilih menunda untuk berkomitmen serius maka dengarkanlah. Setelah si dia selesai mengungkapkan alasannya, barulah Anda menyampaikan alasan kuat mengapa kalian harus menikah. Mendengarkan dari dua sudut pandang memberi para pasangan pandangan yang lebih luas,” ujar Rachel.

Ada pula yang beralasan untuk ‘menyiapkan’ segala hal terlebih dahulu sebelum memulai komitmen yang lebih serius. "Jadi Anda harus memahami sudut pandang pasangan Anda tanpa menghakiminya. Anda dan pasangan pun harus terbuka satu sama lain dan saling menghargai sehingga bisa menemukan solusi terbaik bagi kedua belah pihak,” demikian ia menyarankan.

3. Menunggu
Setelah mengetahui duduk permasalahan, pendiri klinik penyembuhan masalah pernikahan, The Marriage Restoration Project, AS, Sholomo Slatkins menyarankan untuk bersabar dan bertahan. Jangan menekan pasangan hingga membuatnya enggan untuk berkomitmen. “Waktu bisa mengubahnya meskipun Anda tidak bisa menunggu selamanya. Selama waktu menunggu Anda dan pasangan bisa mencari jalan keluar dari masalah dan terus memberi pendapat positif tentang pernikahan sehingga mungkin si dia akan luluh dan mengikuti keinginan Anda. Jika tidak, setidaknya Anda sudah mencobanya.” tutupnya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus