Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Konstruksi Universitas Indonesia Yuskar Lase menyarankan selasar di lantai mezzannine gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih tersisa tidak digunakan lagi. Pada Senin, 15 Januari 2018, sebagian selasar itu ambruk sekitar pukul 12.00WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selasar yang masih ada akan berdampak," kata Yuskar saat dihubungi Tempo, Selasa 16 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, selasar yang tersisa akan mengalami overstretch dan deformasi berlebihan. Untuk itu selasar yang tersisa harus diperiksa dan jangan dibiarkan begitu saja. "Itu nanti bisa berlanjut. Itu kan saling menarik," ucapnya.
Baca: Selasar BEI Ambruk, YLKI Tuntut Pengelola Gedung Bertanggungjawab
Kata Yuskar, selasar yang ambruk juga akan berdampak terhadap bangunan lain di sekitarnya. Namun dampaknya tidak sampai mempengaruhi seluruh konstruksi gedung. "Hanya yang di dekatnya saja."
Jika pengelola ingin tetap menggunakan selasar yang masih tersisa, konstruksi bangunan mesti diperbaiki. Pengelola bisa menggunakan kolom atau penyangga untuk penahan selasar yang ada. "Sebab, biasanya kalau ada yang ambruk, bagian lain juga akan mengalami ketegangan berlebih ke konstruksi lainnya," ucapnya.
Tower II Bursa Efek Indonesia dibangun pada 1997 dan belum pernah mengalami perubahan konstruksi. Peristiwa selasar BEI ambruk itu menyebabkan 72 orang luka, sebagian besar adalah mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang yang tengah berkunjung. Korban dirawat di RSAL Mintoharjo, RS MRCCC, RS Tarakan, RS Jakarta dan RS Pusat Pertamina.