Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Parkir liar di kawasan Mal Grand Indonesia dan Plaza Indonesia di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat masih ditemukan pada Ahad siang. Banyak pengunjung yang memilih parkir liar ketimbang pakir dalam mal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, pengguna parkir liar didominasi pengendara motor yang mengunjungi tenda jajanan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anisa (21 tahun) memilih menggunakan parkir liar karena aksesnya yang mudah. Dia datang di kawasan itu memang untuk berburu kuliner kaki lima, bukan untuk belanja di mal.
“Kalau parkir di mal muter-muter, makanya milih di sini,” kata dia, Ahad, 11 Desember 2022.
Dia tetap memilih parkir di jalanan meski tarifnya lebih mahal dibanding parkir resmi di mal Grand Indonesia. “Rp 8 ribu, kalau di dalam mal Rp 2 ribu per jam,” ujarnya.
Pengunjung lain, Eka (25 tahun) juga memilih parkir liar karena tidak perlu antre. “Kalau di mal lokasinya jauh dan harus antre pas masuk,” katanya.
Eka mengatakan dia sebenarnya keberatan dengan tarif parkir liar yang dipatok Rp 8 ribu. Namun, dia tetap memilih parkir liar karena lebih dekat dengan deretan warung tenda di pinggiran mal. “Kalau di sini, kan dekat,” ucap dia.
Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang bertugas di kawasan itu mengatakan telah berulang kali menindak kendaraan yang parkir liar. Namun, pengendara tidak jera.
“Kami udah keliling-keliling untuk penertiban parkir liar, cuma ada lagi, ada lagi,” kata petugas yang enggan disebutkan namanya itu.
Penertiban parkir liar yang dilakukan berupa cabut pentil dan jaring kendaraan. Bahkan pihaknya telah memberikan imbauan kepada juru parkir maupun pengguna kendaraan bermotor yang parkir, namun tak digubris.
Baca juga: Parkir Liar 1 Lokasi di Jakarta Dapat Rp 50 Juta per Hari, Polda Metro Jaya: Kami Ga Pernah Urusan