Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Pembangunan Bandara Dipindah ke Kediri, Bupati Tulungagung Kecewa

Bandara yang semula bakal dibangun di Tulungagung itu digeser ke Kabupaten Kediri atas prakarsa PT Gudang Garam.

26 Maret 2017 | 16.07 WIB

Ilustrasi perluasan bandara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perbesar
Ilustrasi perluasan bandara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tulungagung – Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengaku kalah duit atas pembatalan pembangunan bandar udara di Tulungagung. Pemerintah Jawa Timur menyatakan bandara yang semula bakal dibangun di Tulungagung itu digeser ke Kabupaten Kediri atas prakarsa PT Gudang Garam.

Syahri Mulyo mengatakan rencana pembangunan bandara di Tulungagung sejatinya merupakan usulan dari para kepala daerah di wilayah selatan Jawa Timur. Setelah pemerintah pusat memberikan lampu hijau dan menetapkan Tulungagung sebagai lokasi bandara, para kepala daerah di wilayah eks-Karisidenan Kediri dan Karisidenan Madiun tak mempermasalahkan.

Baca: Jumlah Penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin Melonjak

“Kami hanya ingin meningkatkan kawasan dengan pembukaan jalur udara. Kebetulan Tulungagung dianggap layak dari segi teknis,” ujar Syahri Mulyo kepada Tempo, Minggu, 26 Maret 2017.

Merespons sikap pemerintah pusat, Tulungagung menyiapkan lahan di Kecamatan Campurdarat. Hasil studi banding Kementerian Perhubungan pun menyatakan lahan tersebut layak dipakai bandara. Meski sebagian lahan merupakan milik perseorangan, Pemerintah Tulungagung berkomitmen membantu pembebasannya. Sedangkan biaya pembangunannya akan dialokasikan oleh pemerintah pusat.

Namun Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengumumkan pembatalan bandara di Tulungagung dan menggesernya ke Kediri. Kepada Syahri Mulyo, Soekarwo berujar ada pihak swasta yang bersedia membiayai pembangunan bandar udara itu tanpa membebani keuangan negara. Belakangan diketahui pihak swasta itu adalah PT Gudang Garam.

Simak: Bandara Sepinggan Prediksi Lonjakan Penumpang

Perusahaan rokok itu tak hanya menyediakan lahan, melainkan juga membiayai seluruh pembangunannya. “Logikanya jelas, pemerintah pusat akan memilih Gudang Garam, kami tak punya nilai tawar selain lokasi,” kata Syahri Mulyo.

Sementara itu PT Gudang Garam belum bersedia memberikan penjelasan terkait rencana pemindahan lokasi bandara dari Tulungagung ke  Kediri. Namun akhir-akhir ini perusahaan rokok terbesar di Indonesia itu mulai mengembangkan sayap bisnis di bidang transportasi udara dengan label Surya Air.

Lihat: Terbang Perdana, Citilink Bawa Turis Cina ke Tanjung Pinang

Mereka menyewakan sejumlah armada helikopter kepada siapapun untuk rute penerbangan tertentu. “Untuk bandara kami belum bisa memberikan penjelasan apapun,” kata Wakil Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT Gudang Garam Iwhan Tricahyono.

Bupati Kediri Haryanti Sutrisno juga belum memberikan keterangan apapun soal rencana pembangunan bandara itu. Istri bekas Bupati Kediri Sutrisno yang juga kakak ipar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri Sulkani ini dikenal kurang komunikatif kepada awak media.

HARI TRI WASONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kukuh S. Wibowo

Kukuh S. Wibowo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus