Pengguna Bus Tranjakarta Dimanjakan Akses Internet Gratis

Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

Fasilitas wifi gratis disediakan pada 252 halte di 13 koridor utama, sejak 1 Desember lalu.
Fasilititas wifi gratis ini hanya bisa diakses di dalam halte bus tranjakarta.
PT Transjakarta juga telah meluncurkan sejumlah inovasi layanan teknologi bagi pelanggan. Layanan ini dioperasikan sebagai upaya mencegah penularan wabah virus Corona.

JAKARTA – Sudah menjadi kebiasaan Shira Arumi untuk membuka aplikasi YouTube di halte bus Transjakarta. Tayangan video dalam aplikasi itu sangat membantunya untuk menghilangkan rasa bosan saat menunggu bus datang.

Begitu juga yang ia lakukan kemarin di Halte Tosari, Jakarta Pusat. Tapi kali ini ada yang berbeda. Karyawan swasta ini tidak lagi menggunakan kuota Internet pribadi untuk membuka aplikasi YouTube. Sebab, sejak Selasa lalu, halte itu dilengkapi fasilitas Wi-Fi yang bisa diakses secara gratis.

Shira mengatakan, untuk mengakses Wi-Fi di halte Transjakarta sangat mudah. Perempuan berusia 30 tahun ini cukup mengaktifkan fitur Wi-Fi pada telepon selulernya. "Enggak pakai registrasi atau password, langsung connect," ujar Shira semringah.

PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menyediakan layanan Wi-Fi gratis pada 252 halte di 13 koridor utama sejak 1 Desember lalu. Fasilitas Internet nirkabel dengan kecepatan hingga 20 Mbps ini bebas diakses oleh seluruh pengguna bus Transjakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Eksekutif Transformasi Digital, Teknologi, dan Informasi PT Transjakarta Gidionton Saritua mengatakan fasilitas Wi-Fi gratis ini diberikan untuk menemani perjalanan penumpang dari satu halte ke halte lain. Apalagi, pada era digital saat ini kebutuhan untuk mengakses jaringan Internet menjadi hal yang penting.

Fasilitas Wi-Fi di halte Transjakarta sangat mudah diakses. Penumpang tinggal menyambungkan ponsel dengan layanan Wi-Fi bernama TIJE-High Speed WIFI, tanpa perlu registrasi. "Dan langsung bisa menikmati layanan tersebut," kata Gidion. Ia menambahkan, layanan Wi-Fi gratis ini juga tidak dibatasi selama berada di halte.

Menurut Gidion, akses Wi-Fi gratis akan hilang setelah pengguna keluar dari halte. Pengaturan ini memang diterapkan guna menghindari orang berkerumun untuk memanfaatkan akses Internet gratis di luar halte. "Jika penumpang keluar dari halte beberapa meter saja, jaringan akan hilang. Sekalipun ada sinyal, itu sangat kecil dan rendah, sehingga tidak akan efektif," kata Gidion menjelaskan.

Sebelumnya, PT Transjakarta juga telah meluncurkan sejumlah inovasi layanan teknologi bagi pelanggan. Layanan ini dioperasikan sebagai upaya mencegah penularan wabah virus corona. Teknologi tanpa sentuh itu dikemas dalam bentuk aplikasi Tije. Melalui aplikasi tersebut, penumpang dapat membeli tiket menggunakan QR code yang sudah tersedia tanpa harus melalui loket.

Aplikasi ini juga memiliki layanan smart assistance dan dapat melihat waktu kedatangan bus serta mendeteksi penumpang sudah membeli tiket atau belum. "Waktu kedatangan secara real-time, sehingga kita tahu berapa menit lagi bus sampai. Hal ini akan membantu pelanggan dan pengguna jasa untuk menggunakan waktu dengan baik," kata Gidion.

Namun, berdasarkan uji coba Tempo, fitur Halteku dan Ruteku belum bisa digunakan. Di kedua fitur itu tertulis keterangan, "Fitur ini lagi ditutup sementara. Kami masih utak-atik biar makin keren."

Angga Aditya, pengguna bus Transjakarta, mengapresiasi berbagai fasilitas yang disediakan PT Transjakarta. "Lumayan ada Wi-Fi (gratis) bisa killing time sambil buka-buka media sosial," ujar pria yang bekerja sebagai karyawan swasta ini.

Angga rutin menggunakan bus Tranjakarta untuk berangkat dan pulang kerja. Perbaikan layanan yang dilakukan manajemen PT Transjakarta ini patut dihargai karena memberi kenyamanan kepada pelanggan. Misalnya saja dengan dioperasikannya fitur tiket menggunakan QR code pada aplikasi Tije. "Jadi kalau kartu e-money ketinggalan, tetap bisa beli tiket lewat aplikasi," ujarnya.

INGE KLARA SAFITRI