Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Jumlah penumpang bus Transjabodetabek premium dari Bekasi Barat baru terpenuhi 45 persen dari kapasitas yang disediakan. Bus ini dioperasikan menyusul adanya kebijakan pembatasan kendaraan melalui sistem ganjil genap di tol Jakarta-Cikampek sejak 12 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rata-rata ada 200 penumpang setiap hari," kata Alfian, petugas pencatat penumpang Bus Transjabidetabek Premium, di Mega City Bekasi, Selasa, 27 Maret 2018. Untuk hari ini, kata Alfian, jumlah penumpang tercatat 201 orang dengan 13 perjalanan.
Menurut Alfian, jumlah penumpang paling banyak pada pukul 07.00 dengan tujuan Plasa Senayan. Jumlahnya sebanyak 33 orang sementara kapasitas bus 34 tempat duduk. Adapun paling sedikit pemberangkatan pukul 06.50 tujuan Grogol dengan empat penumpang. "Pembarangkatan pertama pukul 05.30 dengan jumlah penumpang tujuh orang, dan terakhir pukul 09.00 dengan penumpang enam orang," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Premium, Bambang Prihartono mengatakan, paket Green Line berupa pembatasan kendaraan melalui ganjil genap, pengaturan truk berat, sudah cukup efektif mengurangi kepadatan di jalan tol Jakarta-Cikampek. "Saya bisa mengendarai mobil dengan kecepatan mencapai 90 kilometer per jam," kata dia. "Tapi, kalau rata-rata 50-60 kilometer per jam."
Menurut Bambang, kebijakan itu belum meningkatkan jumlah pengguna moda transportasi massal bus yang disiapkan. Ia mengklaim baru 14 persen pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum. "Makanya Pak Menteri (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) memberikan potongan harga tiket dari Rp 20 ribu menjadi Rp 10 ribu, begitu juga biaya parkir dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5 ribu," kata dia.
Bambang menjelaskan, pemberian diskon itu bagian dari strategi marketing agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke Transjabodetabek premium untuk menempuh perjalanan menuju Jakarta. "Sarana dan prasarana bus kami anggap sudah cukup memadai, dan nyaman, serta tidak macet di jalan tol," kata dia.