Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Sikap Pasangan Kasar dan Ringan Tangan, Kenapa Tetap Bertahan?

Pasangan kasar, agresif, dan suka memukul, tapi banyak wanita yang tetap bertahan. Apa alasannya?

29 Juli 2018 | 19.29 WIB

Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi KDRT/kekerasan domestik. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kita mungkin sudah sering mendengar teman atau saudara terjebak dalam pernikahan yang diwarnai kekerasan fisik dan heran mereka bisa bertahan. Atau mungkin Anda sendiri tengah mengalaminya, menerima perlakuan kasar dari pasangan tapi bingung mengakhirinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengatakan stop pada kekerasan tak semudah membalikkan telapak tangan. Psikolog Roslina Verauli M Psi, Psi berbagi kiat mengantisipasi kekerasan dalam sebuah hubungan dan mengatasinya bila telanjur terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, yang perlu diperhatikan, sejak kapan pasangan berlaku agresif, apakah baru-baru ini saja atau sudah sejak masa pacaran? Kalaupun tidak memukul, apakah dia pernah memukul orang lain? 

“Pola perilaku agresif, terutama yang melibatkan kekerasan fisik, tidak mendadak muncul. Dari awal hubungan (sebelum menikah), seharusnya sudah terbaca pola perilaku itu. Misalnya, dia temperamental atau meledak-ledak kepribadiannya, suka melakukan kekerasan pada orang lain. Ini indikasi yang harus diwaspadai,” kata Roslina. 

Sayangnya, meski sudah mengenali adanya indikasi perilaku negatif sejak dini, beberapa wanita bersedia melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Pernikahan berjalan, agresivitas menjadi-jadi, tapi memilih bertahan.

“Alasannya beragam, bisa karena ketergantungan secara finansial maupun emosional, status di tengah masyarakat, anak, atau mungkin Anda tipe wanita yang submisif, yakni tipe wanita yang menghayati bahwa dalam relasi laki-laki dan wanita, wanita jadi obyek yang nrimo, menerima apa pun perlakuan pasangan, menghayati, malah menikmatinya, merasa memang selayaknya, sepantasnya diperlakukan seperti itu,” ujar Roslina. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus