Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Sementara Pemerintah Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta ribut dana hibah, bau sampah TPST Bantargebang menyebar jauh. Ada empat zona pembuangan di TPST itu yang seluruhnya telah diisi gunungan sampah hingga ketinggian 40 meter.
Baca:
Cipika Cipiki Anies dan Pepen Akhiri Kisruh Hibah Bantargebang?
Warga di Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Fajar Setiawan, mengatakan mencium bau sampah dari Bantargebang setiap pagi. "Kalau ada angin, baunya sampai ke sini," kata Fajar yang mengaku sudah terbiasa dengan bau tak sedap itu ketika ditemui, Senin 22 Oktober 2018.
Padahal, jarak rumah Fajar dengan TPST Bantargebang mencapai 10 kilometer ke arah timur. Fajar bersama dengan warga lainnya merasakan bau sampah Bantargebang sejak setahun terakhir. "Mungkin karena sampahnya bertambah banyak, jadi baunya kemana-mana," ujar karyawan swasta yang tinggal di Jalan Swadaya ini.
Anggota Komisi I DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata, mengatakan pengelolaan sampah di TPST Bantargebang tidak menerapkan teknologi pengolahan yang ramah lingkungan atau masih open dumping. "Penerapan teknologi bagian dari perjanjian dengan DKI, tapi tidak terealisasi," katanya, Senin 22 Oktober 2018.
Baca:
Bekasi Minta Rp 2 Triliun, Anies: Pipa Air Jakarta Saja Belum Beres
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menyebut volume sampah di TPST Bantargebang saat ini mencapai 300 ribu meter kubik. Jumlah ini akan terus bertambah mengingat setiap hari DKI mengirimkan sampahnya mencapai 7000 ton menggunakan 1000 armada truk setiap hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini