Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Angka pasien positif terjangkit virus Corona alias COVID-19 masih terus naik. Total di Indonesia dalam data Sabtu sore, 28 Maret 2020 terdapat 1155 pasien positif dan 100 lebih meninggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter dan perawat menjadi kunci penanganan wabah Corona tersebut. Namun jumlahnya belum seimbang dengan kebutuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain pemerintah pusat, sejumlah pemerintah daerah membuka lebar-lebar sukarelawan dokter dan perawat atau tenaga medis dalam mengerem pandemik COVID-19 ini.
Misalnya Pemerintah Kota Depok membuka lowongan bagi sukarelawan tenaga medis yang siap diperbantukan dalam penanganan kasus virus Corona di Kota Depok.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, lowongan pekerjaan tersebut untuk formasi pegawai tidak tetap sebagaimana yang tertuang pada surat Pengumuman Direktur RSUD Kota Depok Nomor : 445/557-UPEP tanggal 19 Maret 2020.
“Ini dalam rangka pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia di RSUD Kota Depok sebagai rumah sakit rujukan untuk kasus ringan dan sedang untuk penanganan kasus COVID-19,” kata Dadang dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Jumat 27 Maret 2020.
Dadang mengatakan, untuk formasi yang dibutuhkan yakni tenaga kesehatan sebanyak 39 orang sementara tenaga non kesehatan sebanyak 16 orang.
“Untuk informasi lengkap dapat di akses di website depok.go.id, jika ada relawan baik medis maupun non medis yang akan bergabung silahkan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada hotline 08111232222.” kata Dadang.
Sementara itu, Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) untuk memberikan pelatihan dokter relawan untuk merespons COVID-19.
"MSF bekerja sama dengan IDI untuk memberikan pelatihan dan pengarahan kepada dokter sukarelawan sebelum penempatan mereka di rumah sakit rujukan COVID-19 di seluruh negeri," kata Daniel von Rège, Direktur MSF di Indonesia, dalam siaran pers pada Sabtu, 28 Maret 2020.
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020. RSUP Persahabatan menerima total 31 pasien dalam pemantauan dan pengawasan virus Corona usai dua warga Indonesia positif tertular COVID-19. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pembekalan oleh MSF dilakukan secara daring melibatkan 40 dokter sukarelawan yang direkrut oleh PB IDI Dan PDUI dengan sebagian besar berbasis di Jakarta dan sekitarnya serta beberapa daerah lain Indonesia.
Dalam pembekalan tersebut Direktur MSF di Indonesia berbagai informasi standar MSF tentang pencegahan dan pengendalian infeksi serta penggunaan alat pelindung diri (APD), Dr Cleopas Martin Rumende dari RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo memberi arahan terkait aspek medis dar tanggapan COVID 19 serta Dr. Lucky Cahyono dari PB INDI menjelaskan protokol dan standar WHO.
Ketua Umum PB IDI Dr. Daeng M. Faqih sendiri menyampaikan penghargaan atas kesediaan para dokter sukarelawan itu untuk ikut membantu dalam merespons penyebaran COVID-19 di Indonesia dan menghimbau menggunakan APD dengan cara yang tepat agar terhindar dari virus.
"Saya juga meminta tim koordinasi membuat sistem informasi yang baik untuk respons COVID-19 sehingga tim pendukung dapat memantau perkembangan dan memberikan bantuan kepada dokter sukarelawan kita yang berada di garis depan," tegas Daeng.
Dalam gelombang pertama, para dokter relawan tersebut rencananya akan ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet selama 14 hari dan akan menjalani karantina selama 14 hari berikutnya setelah penugasan.
Gelombang kedua dokter relawan akan bertugas sementara relawan sebelumnya menjalani masa karantina.
Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyatakan membutuhkan 1.500 dokter dan 2.500 perawat untuk menangani pandemik virus Corona.
“Kami dari gugus tugas sekali lagi memanggil para relawan untuk menjadi bagian dari pejuang kemanusiaan,” kata Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19, Andre Rahadian di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020.
Andre merinci pemerintah membutuhkan dokter spesialis paru-paru, anestesi dan dokter umum, serta pranata laboratorium. Sementara selain perawat, pemerintah juga membutuhkan bagian administrasi rumah sakit, hingga sopir ambulance.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, kata dia, Gugus Tugas membuka penerimaan relawan untuk membantu menangani pandemik Corona. Pendaftaran dapat dilakukan melalui situs relawan.bnpb.go.id/covid19.
“Ini semua kami panggil sebagai relawan untuk persiapan menghadap pandemik ini,” tutur Andre.
Menurut Andre, pihaknya telah menggandeng lembaga swadaya masyarakat, asosiasi, dan perguruan tinggi untuk membantu menjadi relawan.
Nantinya, para relawan dokter dan perawat akan berada di garis terdepan untuk menangani pasien COVID-19. Sedangkan relawan mahasiswa, akan diperbantukan untuk memberikan konsultasi medis hingga psikologi kepada masyarakat secara daring. “Teman mahasiswa akan menjadi lapis kedua untuk pencegahan,” kata dia.
ADE RIDWAN I ROOSENO AJI I ANTARA