Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Wagub DKI Sebut RPTRA di Jakarta Tak Lagi Pakai Cat Bertimbal

Wagub DKI Riza Patria mengatakan, tak ada lagi zat berbahaya yang mengancam kesehatan anak-anak saat beraktivitas di RPTRA.

5 November 2021 | 23.01 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Oktober 2021. TEMPO/Lani Diana
Perbesar
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Oktober 2021. TEMPO/Lani Diana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur atau Wagub DKI Ahmad Riza Patria mengatakan, saat ini sudah tak ada lagi cat di ruang publik terpadu ramah anak atau RPTRA yang mengandung timbal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Kami sudah menggunakan cat standar internasional. Kalau ada temuan cat mengandung timbal, itu dari pengecatan sebelumnya. Nanti akan kami perbaiki untuk kesehatan anak-anak," ujar Riza Patria di Balai Kota, Jakarta, Jumat, 5 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan penggunaan cat berstandar internasional itu, Riza mengatakan, tak ada lagi zat berbahaya yang mengancam kesehatan anak-anak saat beraktivitas di RPTRA.

Sebelumnya, Penasihat Senior dari Nexus3 Foundation, Yuyun Ismawati, menyebutkan cat yang digunakan di 32 RPTRA di Jakarta, mengandung timbal sampai 100 ribu ppm.

Nexus 3 Foundation melalui keterangan tertulisnya menyebutkan, sekitar tiga perempat sampel cat yang dianalisis tidak memenuhi standar internasional yakni 90 ppm.

Menurut dia, cat warna cerah dengan kandungan timbal tinggi digunakan secara luas di fasilitas anak-anak dan ruang publik. "Warna-warna cerah bagus untuk merangsang otak anak, tapi cat dengan warna cerah dan konsentrasi timbal yang tinggi akan merusak otak mereka," kata Yuyun.

"Dampak kesehatan dari paparan timbal pada otak anak-anak adalah seumur hidup, tidak dapat diubah dan tidak dapat diobati," katanyai.

Yuyun juga mendesak, agar perusahaan cat berhenti berargumen bahwa ada permintaan yang kuat untuk warna-warna cerah tapi murah. "Tidak etis ingin mendapatkan keuntungan tapi dengan mempertaruhkan masa depan anak-anak kita, dengan memproduksi cat bertimbal," katanya.

Namun, kata dia, ada beberapa produsen cat di Indonesia mulai menghilangkan kandungan timbal pada cat produksi mereka. "Ini menunjukkan ada teknologi di Indonesia untuk memproduksi cat yang aman dari timbal."

Pada tahun 2020-2021, tim Nexus3 secara acak mengumpulkan 120 sampel kaleng cat berbasis pelarut dan cat industri yang dijual untuk keperluan rumah tangga dari toko-toko di 10 kota di Indonesia. Cat-cat tersebut mewakili 66 merek berbeda yang diproduksi oleh 47 produsen.

Studi analisis data untuk laporan ini dilakukan sebagai bagian dari kampanye global IPEN untuk penghapusan cat bertimbal. Studi ini dilakukan di Indonesia oleh Nexus3 bekerja sama dengan IPEN (International Pollutants Elimination Network), didanai oleh GiveWell, dan Pemerintah Swedia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus