Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Barat sedang mendeteksi warganya yang masih buang air besar (BAB) sembarangan di setiap kelurahan. Pemkot mengerahkan ‘detektif’ untuk menemukan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari mengatakan tugas ‘detektif’ ini mencari hingga memverifikasi siapa saja yang masih berak di sembarang saluran air.
"'Detektif’ adalah sebutan kami untuk para petugas kesehatan lingkungan puskesmas, mereka yang tiap hari turun ke lapangan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi," kata Erizon di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kamis, 3 November 2022 dikutip dari Antara.
‘Detektif’ ini, ucap Erizon, berasal dari masyarakat umum dan tim tenaga kesehatan yang bertugas di setiap puskesmas kecamatan dan kelurahan. Untuk satu wilayah anggotanya bisa 10 hingga 12 orang.
Nantinya, data yang mereka dapatkan berupa jumlah Kepala Keluarga (KK) yang tidak memiliki jamban layak serta di titik-titik mana saja warga biasa BAB sembarangan.
Berdasarkan data itu lah, setiap kelurahan melakukan verifikasi dan mencari solusi agar warga bisa mendapatkan jamban yang layak.
Jika proses verifikasi selesai dan seluruh KK di kelurahan tersebut sudah memiliki jamban yang layak, maka wilayah tersebut mendapat predikat Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari kebiasaan BAB sembarangan.
Sejauh ini, tercatat sudah ada 12 kelurahan yang sudah mendapatkan gelar ODF. Ke-12 kelurahan tersebut di antaranya Jelambar Baru, Tomang, Jembatan Besi, Jembatan Lima, Kali Anyar, Tambora, Mangga Besar, Pinangsia, Tangki, Tanjung Duren Utara dan Pegadungan.
Erizon berharap para detektif ini bisa menopang kelurahan yang lain agar mendapatkan predikat ODF.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini