Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip
Calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo:

Berita Tempo Plus

Megawati atau Jokowi: Ganjar Pranowo Loyal Kepada Siapa?

Calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, blakblakan soal dukungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

4 Juni 2023 | 00.00 WIB

Ganjar Pranowo di Semarang, 31 Mei 2023. Budi Purwanto
Perbesar
Ganjar Pranowo di Semarang, 31 Mei 2023. Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

PENETAPAN Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada 21 April lalu tak lepas dari pengaruh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo. Ganjar, kini Gubernur Jawa Tengah, mengakui dua tokoh itu berperan penting dalam pencalonannya.

Menurut Ganjar, Jokowi berpengaruh dengan memberikan dukungan yang mengatrol elektabilitasnya. Sedangkan Megawati berperan penting dalam menentukan keputusan partai yang akan mengusung calon presiden. “Saya beruntung memperoleh dukungan dari dua tokoh itu,” kata Ganjar, 54 tahun.

Setelah ditunjuk menjadi calon presiden, Ganjar masih menghadapi persoalan. Elektabilitasnya masih jeblok karena penolakannya terhadap tim nasional sepak bola Israel dalam Piala Dunia U-20 yang semula akan diadakan di Indonesia. Dia juga menyadari sebagian pemilih PDIP belum sepenuhnya bisa menerima pencalonannya karena mereka mendukung putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani.

Ganjar menerima wartawan Tempo, Raymundus Rikang dan Jamal A. Nashr, di Puri Gedeh, rumah dinas gubernur di Semarang, Rabu, 31 Mei lalu. Selama satu setengah jam, ia menjawab berbagai pertanyaan dari situasi di lingkup internal PDIP hingga penilaiannya terhadap pemerintahan Jokowi. Suara Ganjar sesekali meninggi ketika ditanyai tentang gagasannya sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Dia juga bercerita bahwa penunjukannya sebagai calon presiden telah mengubah kesehariannya. Setidaknya soal telepon seluler. Ganjar menyebutkan bahwa ia menerima hampir 7.000 pesan setelah pengumuman di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat. “Handphone saya sampai hang, lalu ganti baru dan semua pesan terhapus,” ujarnya, lalu terbahak.

Baca: Bagaimana Megawati Diam-diam Memilih Ganjar Sebagai Calon Presiden?

Presiden Joko Widodo mengakui cawe-cawe dalam pemilihan presiden. Anda menerjemahkan itu sebagai bantuan untuk pemenangan Anda?
Untuk bangsa dan untuk kesinambungan.

Anda selama ini dianggap salah satu calon yang mendapat endorsement Jokowi.
Pak Jokowi mendorong banyak tokoh. Ada Mbak Puan Maharani, Pak Airlangga Hartarto, Pak Erick Thohir, saya, dan Pak Prabowo Subianto. Cawe-cawe itu hak politik beliau. Masak, enggak boleh, sih? Yang tidak boleh itu merekayasa pemilihan umum. Cawe-cawe itu dalam arti ikut melobi karena terbukti beliau hadir saat pengumuman calon presiden PDI Perjuangan di Batutulis, Bogor.

Pencalonan Anda tak lepas dari dukungan Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi. Apa pendapat Anda?
Pak Jokowi memberikan endorsement pertama sebelum partai memutuskan. Pak Jokowi mengatakan kriteria pemimpin berambut putih dan wajah berkerut, itu pasti saya. Relawan kemudian bergerak. Saya memperoleh elektabilitas tinggi, dan itu menjadi salah satu pertimbangan partai. Ibu Mega lantas memutuskan dan partai berkonsolidasi. Saya beruntung memperoleh dukungan dari dua tokoh yang berpengalaman sebagai presiden.

Seberapa penting dukungan mereka terhadap pencalonan Anda?
Faktor Pak Jokowi sangat penting ketika berbicara soal efek elektoral sebelum pengumuman partai. Kami pergi bersama sehingga membentuk citra sebagai orang dekat beliau. Dalam survei, pendukung Pak Jokowi sebagian besar ke saya. Sedangkan Ibu Mega waktu itu masih menunggu konsolidasi di lingkup internal PDIP dan menimbang berbagai perhitungan. Dukungan Pak Jokowi itu terjadi sebelum pengumuman dalam bentuk relawan dan sokongan Ibu Mega merupakan dukungan partai politik. Sebab, cuma partai yang bisa mengusung calon presiden dan tak bisa perseorangan.

Anda lebih loyal kepada siapa?
Ini seperti keping mata uang yang tak dapat dipisahkan. Saya loyal kepada Ibu Mega dan Pak Jokowi. Saya loyal kepada Presiden Jokowi sebagai gubernur. Namun saya adalah kader PDIP yang setia kepada Ibu Mega. Di satu sisi, saya merupakan bagian dari pemerintahan dan sisi yang lain adalah kader partai.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Saya Loyal kepada Megawati dan Jokowi"

Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus