Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Peter Carey: Saya Percaya Kesaksian Raden Saleh

Apa kata sejarawan Peter Carey soal pro kontra keris Diponegoro? Penulis buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 mendasarkan pendapatnya pada sejumlah bukti otentik tentang keris itu. 

11 April 2020 | 00.00 WIB

Peter carey, Sejarawan asal Inggris yang meneliti sejarah modern Indonesia utamanya Jawa saat ditemui di Jakarata, 20 Maret 2020./TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Peter carey, Sejarawan asal Inggris yang meneliti sejarah modern Indonesia utamanya Jawa saat ditemui di Jakarata, 20 Maret 2020./TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Surat Sentot Alibasya dan keterangan Raden Saleh adalah bukti kuat keaslian keris Diponegoro.

  • Diponegoro memang menyebut keris yang diserahkan dengan nama Kiai Naga Siluman.

  • Keris yang diserahkan Diponegoro ke Belanda berlapis emas di sekujur tubuhnya.

Peter Brian Ramsey Carey, 71 tahun, bisa jadi mengenal Diponegoro melebihi orang Indonesia sendiri. Sejak 1970-an, sejarawan ini mempelajari kehidupan Diponegoro, dan menyunting Babad Diponegoro yang ditulis dalam masa pengasingan sang Pangeran di Manado, Sulawesi Utara, 1830-1833. Carey, pria Inggris kelahiran Yangon, Myanmar, kemudian menulis Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855. Kitab terbitan 2012 itu kemudian menjadi rujukan bagi orang mengenai Diponegoro, yang memimpin Perang Jawa.

“Diponegoro adalah seorang muslim saleh, tapi juga kejawen tulen, yang paham soal keris,” kata Peter Carey saat ditemui Seno Joko Suyono dan Isma Savitri dari Tempo di Jakarta, 20 Maret lalu. Menurut Carey, sejarah penuh teka-teki. Karena itu, dia menduga ada alasan tertentu mengapa Diponegoro mengaku kepada Belanda bahwa keris pemberiannya bernama Kiai Naga Siluman. Sedangkan bila dilihat dari perawakannya, keris itu lebih mirip Naga Sasra.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus