Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bukan pemandangan baru jika kita melihat balita sudah bisa bermain ponsel pintar. Bahkan ada yang tidak bisa tenang jika tak memegang ponsel. Kondisi ini kemungkinan besar terjadi karena orang tua juga sibuk dengan gadget mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
7 Jurus Aman Agar Anak Tak Kecanduan Gadget
Anak Suka Main Gadget, Kapan Waktunya Periksa Mata
Jawab Pertanyaan Ini Tanda Ayah Bunda Kecanduan Gadget
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak yang melihat orang tuanya asyik dengan gadget menjadi penasaran dan ingin meniru. Ditambah lagi perilaku orang tua yang sibuk biasanya menyerah dengan rengekan anak dan akhirnya memberikan ponsel asalkan si anak lekas tenang
“Kenapa anak kecil suka minta gadget dari kecil? Itu karena mereka melihat orang tua mereka menggunakan gadget kok seru banget,” ungkap Dessy Ilsanti, Psikolog Keluarga di Jakarta, Jumat, 24 November 2017. Kalau tidak ingin anaknya menggunakan gadget sejak kecil, maka orang tua juga tidak boleh menggunakan gadget di depan anaknya. Jika menggunakan teknologi tersebut di depan anak, bagaimana pun juga anak akan mengikuti perilaku tersebut.
Dessy menyadari tuntutan kehidupan sekarang banyak yang bergantungan dengan ponsel. Orang tua terpaksa tak bisa jauh dari ponsel sepanjang hari karena harus membalas e-mail penting, atau menunggu instruksi dari bosnya. Namun ketimbang mengikuti tuntutan yang muncul dari ponsel yang tiada habisnya, Dessy Ilsanti menyarankan orang tua menetapkan batasan untuk diri sendiri dan keluarga.
Tak perlu cemas bila anak sudah suka bermain gadget semenjak balita.
"Terapkan aturan setiap hari, dari jam sekian sampai jam sekian maka tak ada yang boleh memegang ponsel di rumah," ujarnya. Momentum tersebut bisa dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama, misalnya makan bareng atau bermain dengan anak.
Orang tua juga berperan penting untuk memastikan anak tidak menggunakan teknologi buat hal-hal buruk. Contohnya, dengan perkembangan media sosial, semua orang dapat menulis semaunya. Orang tua harus menjadi contoh dan mengajarkan anak agar mereka dapat membedakan konten positif dengan konten negatif di dunia maya.