Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh 5,01 persen secara tahunan pada kuartal I 2022. Persentase pertumbuhan itu didapat dari kenaikan nilai produk domestik bruto atas dasar harga konstan (PDB ADHK) Indonesia pada kuartal itu dibandingkan perolehan pada kuartal I 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk diketahui, nilai PDB ADHK pada kuartal I tahun ini mencapai Rp 2.818,58 triliun. Sedangkan nilai PDB ADHK pada kuartal I tahun lalu sebesar Rp 2.684,02 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertumbuhan signifikan ini juga karena ada low base effect pada triwulan I 2021 yang kita ketahui ekonomi Indonesia terkontraksi 0,7 persen saat itu,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono pada Senin, 9 Mei 2022.
Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 minus 0,7 persen karena penurunan nilai PDB ADHK dibanding kuartal I 2020, yang mencapai Rp 2.703,15 triliun. Hal ini yang kemudian menyebabkan low base effect pada perbandingan kuartal I 2021 ke kuartal I 2022, yakni kecenderungan pertumbuhan dari nilai yang kondisi awalnya rendah.
Namun jika dibandingkan secara triwulanan, kinerja perekonomian Indonesia menurun 0,96 persen dibandingkan kuartal IV 2021. Pada kuartal tersebut, Indonesia mencatatkan nilai PDB ADHK sebesar Rp 2.845,9 triliun.
Ditilik dari lapangan usaha, sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar nilai PDB Indonesia, yakni 19,19 persen, disusul sektor perdagangan sebesar 13,09 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga memberi kontribusi terbesar, yakni 53,65 persen, disusul pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias investasi sebesar 30,44 persen.

Faisal Javier