Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meta, perusahaan pemilik Facebook, Instagram, dan Threads, mengatakan pada hari Jumat, 13 Oktober 2023, waktu Amerika Serikat bahwa pihaknya mengambil langkah-langkah termasuk menghapus pujian dan dukungan substantif untuk Hamas dari platformnya setelah Uni Eropa menegur perusahaan media sosial karena tidak berbuat cukup untuk mengatasi disinformasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, klaim menyesatkan dan gambar palsu telah menyebar di Facebook dan media sosial lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam tiga hari setelah serangan itu, Meta mengatakan pihaknya menghapus atau menandai lebih dari 795.000 konten dalam bahasa Ibrani atau Arab sebagai mengganggu.
Meta juga untuk sementara memperluas kebijakan kekerasan dan hasutannya serta menghapus konten yang secara jelas mengidentifikasi sandera yang disandera oleh Hamas, meskipun hal itu dilakukan untuk mengecam atau meningkatkan kesadaran akan situasi mereka.
Konten dengan gambar korban yang diburamkan masih diperbolehkan tetapi perusahaan akan memprioritaskan keselamatan dan privasi korban penculikan jika tidak yakin atau tidak mampu membuat penilaian yang jelas, katanya.
Meta juga, untuk sementara, memperluas kebijakan kekerasan dan hasutannya serta menghapus konten yang secara jelas mengidentifikasi sandera yang disandera oleh Hamas. Meski, hal itu dilakukan untuk mengecam atau meningkatkan kesadaran akan situasi mereka.
Konten dengan gambar korban yang diburamkan masih diperbolehkan tetapi perusahaan akan memprioritaskan keselamatan dan privasi korban penculikan jika tidak yakin atau tidak mampu membuat penilaian yang jelas, katanya.
Setelah serangan itu, Hamas telah menyandera sejumlah orang Israel dan orang asing di daerah kantong Palestina di Gaza.
Meta mengatakan pihaknya mengetahui ancaman Hamas untuk menyiarkan rekaman para sandera dan akan segera menghapus konten tersebut dan mencegah salinannya dibagikan kembali.
Mereka juga menurunkan ambang batas dimana teknologinya mengambil tindakan untuk menghindari merekomendasikan konten yang berpotensi melanggar aturan di platform Facebook, Instagram, dan Threads.
Meskipun Hamas dilarang dari platform tersebut, Meta mengizinkan wacana sosial dan politik - seperti pemberitaan, isu terkait hak asasi manusia, atau diskusi akademis yang netral dan kritis.
Komisi Eropa telah menekan platform media sosial untuk menghapus konten ilegal dan berbahaya guna mematuhi Undang-Undang Layanan Digital (DSA), yang pelanggarannya dapat mengakibatkan denda besar.
Tanggapan Meta berbeda dengan tanggapan X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, yang meminta Komisi untuk memberikan lebih banyak informasi mengenai pelanggaran di situsnya. Komisi telah membuka penyelidikan terhadap X.
Pilihan Editor: Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.