Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyedia jasa keamanan, Nawakara Perkasa Nusantara, menawarkan pengawasan terintegrasi untuk menambal kelemahan kamera pengawas atau CCTV. Entitas swasta yang didirikan pada 9 November 1996 oleh sekelompok lulusan Akademi Kepolisian Indonesia itu menekankan pentingnya koneksi antara teknologi pengawasan dengan petugas keamanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selama ini, sistem CCTV sudah lazim dipakai untuk pengamanan berbagai tempat umum, mulai dari lingkungan hingga fasilitas umum. Namun, kamera pemantau dianggap belum efektif untuk mencegah kejahatan atau kekerasan, terutama yang tidak terencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kemampuan CCTV untuk pengungkapan kejahatan juga masih terbatas. Alih-alih menjadi alat bukti, tak jarang hasil rekaman kamera malah diragukan dan dianggap sebagai direkayasa. Ada kalanya teknologi CCTV belum mendukung kinerja satuan pengamanan alias satpam.
Deputy Chief Executive Officer and Transformation Nawakara, Satria Djaya Najamuddin, menyebut kelengkapan sistem keamanan menjadi kunci penting upaya pencegahan kejahatan.
“(Sistem keamanan) bukan hanya dalam hal guarding, melainkan juga pengetahuan tentang pengoperasian technology security, response yang cepat dan tepat, serta sistem monitoring yang up-to-date dengan teknologi terbaru,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Ahad, 3 Maret 2024.
Sistem pengawasan yang komplet juga mencakup pengetahuan dan pengalaman dalam mendeteksi dan mencegah risiko. Layanan terintegrasi itu, kata Satria, sudah tersedia dalam Nawakara Security Solutions, brand paket keamanan Nawakara yang diluncurkan pada 2012.
“Mulai dari physical security, digital patrol, electronic security system, sampai command center,” tutur Satria.
Layanan keamanan terintegrasi dari Nawakara itu dibagi dalam tiga tahap:
1. Penentuan Perimeter CCTV
Penentuan batas wilayah yang harus diamankan menjadi tahap awal yang dianggap krusial. Ketika batas lokasi yang akan dilindungi sudah jelas, pemasangan CCTV menjadi lebih terukur. Tahap awal ini pun membutuhkan access control system. Artinya hanya orang-orang tertentu dengan otoriasasi saja yang dapat mengakses target pengamanan.
2. Identifikasi Pengunjung
Pengunjung lokasi atau aset harus teridentifikasi dan terdata dengan baik. Nawakara menawarkan visitor management system mendata tamu dan pengunjung. Sistem itu dilengkapi dengan sensor peringatan, berupa alarm maupun lampu, yang menyala secara otomatis ketika mendeteksi penyusup.
“Yang akan aktif jika sensor menangkap pergerakan atau panas tubuh di area-area yang telah dipasang sistem ini,” kata Satria.
3. Integrasi Kemanan Fisik dan Teknologi
Nawakaran menyarankan pembentukan tim reaksi cepat untuk mengamankan area yang terpantau oleh CCTV. Solusi ini membutuhkan fasilitas pusat komando atau command center. Pengaturan jadwal patroli petugas keamanan yang yang tertib disiplin juga dinilai urgen.