Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Mirna Adriani, mengatakan lembaganya menjajaki kerja sama lebih jauh dengan Twitter.
Saat ini, Twitter telah memberikan beasiswa untuk lima orang berkuliah di fakultas itu. "Itu untuk periode tiga tahun," kata Mirna. "Apakah itu akan berlanjut, nanti kami akan jajaki."
Menurut Mirna, para peneliti di fakultasnya juga melakukan sejumlah riset berbasis data kicauan publik Indonesia di layanan sosial media ini.
Salah satunya adalah pada saat Pemilihan Presiden 2014 lalu. Saat itu, para peneliti mencoba mengukur tingkat dukungan publik yang terekspresikan dalam kicauan publik Indonesia di Twitter.
Menurut Mirna, lembaganya berharap penelitian ini bisa mendapatkan dukungan Twitter lebih jauh. Misalnya, dukungan akses data publik Indonesia yang terekam selama ini di server perusahaan asal Silicon Valley itu.
"Jadi kami tidak mengukur datanya per hari, tapi sekaligus," kata Mirna. Permintaan ini telah disampaikan kepada Chief Executive Officer Twitter, Dick Costolo, saat kunjungan ke kampus pada pagi tadi.
"Tanggapannya, kalau untuk kampus memang bisa gratis," kata Mirna yang terlihat sumringah. Menurut Mirna, Twitter mengenakan biaya jika yang meminta data analitik adalah kalangan korporat.
Mirna juga bercerita jika salah satu siswanya mendapatkan kesempatan magang di kantor pusat Twitter di San Fransisco. "Ini tidak lewat fakultas tapi siswa itu mengajukan sendiri, dan ternyata diterima."
Mirna berharap bakal lebih banyak mahasiswa dari Indonesia yang berkesempatan untuk belajar dan bekerja di perusahaan skala global.
BUDI RIZA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini