Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Fasilkom UI Meminta Akses Data Analitik ke Twitter

Ini untuk kepentingan riset ilmiah.

27 Maret 2015 | 03.38 WIB

Wapres Jusuf Kalla (kanan), berbincang-bincang dengan CEO Twitter Dick Costolo, sebelum melakukan pertemuan tertutup, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 26 Maret 2015. Kantor perwakilan Twitter di Jakarta menjadi kantor kedua Twitter di Asia Tenggara sete
Perbesar
Wapres Jusuf Kalla (kanan), berbincang-bincang dengan CEO Twitter Dick Costolo, sebelum melakukan pertemuan tertutup, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 26 Maret 2015. Kantor perwakilan Twitter di Jakarta menjadi kantor kedua Twitter di Asia Tenggara sete

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Mirna Adriani, mengatakan lembaganya menjajaki kerja sama lebih jauh dengan Twitter.

Saat ini, Twitter telah memberikan beasiswa untuk lima orang berkuliah di fakultas itu. "Itu untuk periode tiga tahun," kata Mirna. "Apakah itu akan berlanjut, nanti kami akan jajaki."

Menurut Mirna, para peneliti di fakultasnya juga melakukan sejumlah riset berbasis data kicauan publik Indonesia di layanan sosial media ini.

Salah satunya adalah pada saat Pemilihan Presiden 2014 lalu. Saat itu, para peneliti mencoba mengukur tingkat dukungan publik yang terekspresikan dalam kicauan publik Indonesia di Twitter.

Menurut Mirna, lembaganya berharap penelitian ini bisa mendapatkan dukungan Twitter lebih jauh. Misalnya, dukungan akses data publik Indonesia yang terekam selama ini di server perusahaan asal Silicon Valley itu.

"Jadi kami tidak mengukur datanya per hari, tapi sekaligus," kata Mirna. Permintaan ini telah disampaikan kepada Chief Executive Officer Twitter, Dick Costolo, saat kunjungan ke kampus pada pagi tadi.

"Tanggapannya, kalau untuk kampus memang bisa gratis," kata Mirna yang terlihat sumringah. Menurut Mirna, Twitter mengenakan biaya jika yang meminta data analitik adalah kalangan korporat.

Mirna juga bercerita jika salah satu siswanya mendapatkan kesempatan magang di kantor pusat Twitter di San Fransisco. "Ini tidak lewat fakultas tapi siswa itu mengajukan sendiri, dan ternyata diterima."

Mirna berharap bakal lebih banyak mahasiswa dari Indonesia yang berkesempatan untuk belajar dan bekerja di perusahaan skala global.

BUDI RIZA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Budi Riza

Budi Riza

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus