Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kali ini, Tempo berkesempatan melakukan review Valkyria Chronicles 4. Selama ini, game dengan genre strategi militer kerap terlupakan di platform console. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari, berbeda dengan platform PC (Personal Computer).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Walau begitu, bukan berarti tidak ada game strategi militer yang berkualitas di platform console. Seri Valkyria Chronicles dari pengembang Sega adalah salah satunya.
Cuplikan Game Valkyria Chronicles 4 (screenshot)
Belum lama ini, Sega meluncurkan seri Valkyria Chronicles terbaru yang berjudul Valkyria Chronicles 4. Meski ada angka 4 di situ, sesungguhnya game ini adalah yang kelima. Sebelumnya, Sega meluncurkan game berjudul Valkyria Revolution yang dikritik habis-habisan oleh fans karena meninggalkan unsur strategi militer di mana merupakan nafas seri Valkyria Chronicles selama ini.
Valkyria Chronicles 4 adalah jawaban Sega atas kritikan fans itu. Gaya Action Role Playing Game yang diusung Valkyria Revolution dibuang jauh-jauh. Sementara itu, gameplay strategi militer diimplementasikan kembali dengan sejumlah perubahan di sana sini. Hasilnya, sebuah game strategi militer yang unik, berkualitas, dan juga menantang.
Secara garis besar, formula gameplay Valkyria Chronicles 4 tidak berubah banyak dibandingkan pendahulunya yaitu Valkyria Chronicles 1-3. Gamer dihadapkan dengan sebuah medan tempur di mana harus mengendalikan 6-10 personil militer dan 1 tank secara bergantian untuk merebut daerah pertahanan musuh atau melakukan evakuasi.
Cuplikan Game Valkyria Chronicles 4 (screenshot)
Setiap menggerakan satu personil, gamer bebas menentukan akan ke mana personil itu digerakkan dan apa yang akan dilakukan. Namun, ketika personil itu digerakkan, medan pertempuran juga otomatis aktif. Setiap musuh di medan akan merespon langkah gamer secara real time hingga langkah itu diakhiri dan gamer berganti ke personil lain. Tidak ada musuh yang diam menunggu dan baru membalas ketika giliran mereka tiba seperti di kebanyakan game strategi.
Sebaliknya, personil militer milik gamer juga otomatis aktif merespon pergerakan musuh ketika giliran mereka tiba. Sebagai contoh, jika ada musuh yang memanfaatkan gilirannya untuk nekat berlari ke arah pasukan gamer, maka pasukan gamer akan otomatis memborbardirnya tanpa perlu diperintah.
Medan pertempuran yang “hidup” itu lah yang membuat Valkyria Chronicles 4 terasa menantang. Gamer dipaksa tidak hanya berpikir 1 langkah ke depan, tetapi 2 atau bahkan 3 langkah ke depan. Sebab, segala pergerakan direspon dengan cepat. Salah mengambil strategi, pertempuran akan bergerak ke arah yang lebih menguntungkan musuh.
Cuplikan Game Valkyria Chronicles 4 (screenshot)
Jangan kaget kalau ada strategi-strategi musuh yang di luar dugaan. Musuh di Valkyria Chronicles 4 tidak kacangan. Beberapa di antaranya adalah pasukan elit yang bisa tiba-tiba muncul tanpa disadari walaupun peta sudah dipelototi. Bahkan, mereka juga mampu membangkitkan kembali pasukan yang sudah terkapar. Lebih dari sekali Tempo merasa game ini tidak berpihak ke pasukan gamer walau problem sesungguhnya mungkin ada pada strategi yang kurang matang.
Kesuksesan strategi militer di Valkyria Chronicles 4 menitikberatkan pada jenis personil militer yang gamer kendalikan. Total ada 6 jenis yaitu Scouts, Shocktroopers, Engineers, Lancers, Snipers, dan yang terbaru adalah Grenadiers. Semuanya memiliki kemampuan yang berbeda-beda seperti Scouts yang mampu berlari paling jauh untuk mensurvei medan pertempuran, Shocktroopers yang mampu menyerang dengan cepat, atau Lancer yang bisa meluncurkan roket ke pasukan musuh.
Dari semua jenis tersebut, Grenadiers adalah tambahan baru yang sangat membantu. Kemampuannya versatile dan kuat. Daya tempuh mereka jauh dan bisa menembakkan mortar ke lokasi yang jauh, dekat, tinggi, maupun rendah. Kemampuan itu berperan penting ketika gamer mencoba membongkar lokasi persembunyian musuh yang tidak terdeteksi di peta. Dikombinasikan dengan personil dari jenis Engineers, yang mampu mengisi amunisi personil lain, Grenadiers akan menjadi kekuatan yang sulit dihentikan.
Strategi bukan satu-satunya hal yang dibawa kembali ke seri Valkyria Chronicles. Sega juga kembali mengkombinasikan style anime dan goresan pensil untuk grafis Valkyria Chronicles 4. Kombinasi itu tidak hanya membuat visualisasi Valkyria Chronicles 4 enak dipandang dan berwarna, tetapi juga unik karena tidak ada seri lain yang menggunakannya.
Visualisasi yang indah itu kontras dengan cerita yang ditawarkan. Dari segi cerita, Valkyria Chronicles 4 tergolong depresif, tentang harga yang harus dibayar untuk sebuah kemenangan di medan perang. Terinspirasi kisah Operasi Barbarossa di mana pasukan Jerman secara nekat melawan pasukan Uni Soviet di medan bersalju Perang Dunia II, Valkyria Chronicles bercerita tentang Operasi Northern Cross. Mirip dengan Operasi Barbarossa, Operasi Northern Cross adalah upaya serangan balik pasukan Atlantic Federation ke Imperial Alliance via medan pertempuran yang sulit diprediksi situasinya.
Cuplikan Game Valkyria Chronicles 4 (screenshot)
Cerita itu sendiri dinarasikan lewat sudut pandang Squad E, sebuah pasukan militer berisi anak-anak muda yang berambisi menyelamatkan kampung halaman mereka, Gallia. Sega secara apik memberikan setiap personil Squad E latar belakang cerita yang jelas dan berkolerasi satu sama lain sehingga sepanjang permainan gamer bisa memahami apa yang membuat mereka berani terjun ke medan perang.
Bagi gamer yang menyukai game dengan genre strategi dan perang, Valkyria Chronicles 4 sulit dilewatkan. Kekurangan yang perlu digarisbawahi hanyalah visual yang tidak koheren dengan jenis cerita yang dimiliki serta medan perang yang kadang terasa mencurangi gamer dengan sengaja.
Dirilis untuk platform: PC, PS4, Switch, Xbox One
Simak review game lainnya selain Valkyria Chronicles 4 hanya di kanal Tekno Tempo.co.