Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Soal siapa yang memimpin, mestinya, cuma perkara biasa. Tapi, di Antara, hal ini rupanya lebih dari sekadar "soal biasa". Desember silam, sempat terjadi ribut-ribut ketika Presiden meminta wartawan senior Kompas, Budiarto Danujaya, mengisi kursi pemimpin redaksi. Parni, ketika itu, segera menawarkan pembagian kekuasaan dengan alasan "awak Antara sulit menerima pemimpin dari luar."
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo