Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA pekan ini telepon di lantai enam Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, makin sering berdering. Sebagian besar penelepon berasal dari luar Jakarta. Di sana, pengurus Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) Pusat menerima banyak curhat. ”Banyak yang mengeluh, terutama penerbit dari luar Jawa,” kata Muhammad Ridlo Eisy. Pesan semacam juga kerap menyapa telepon seluler Ketua Harian SPS itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo