Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan Indonesia mempunyai potensi yang bagus dalam perkembangan dunia waralaba untuk pasar internasional. Mereka yang sudah bisa memasarkan produknya di luar negeri telah disebut berhasil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sebagian merek waralaba Indonesia seperti Alfamart, J.CO Coffee & Donut, Kebab Turki Baba Rafi, Martha Tilaar telah berhasil mengembangkan usahanya dengan mendirikan gerai di beberapa negara sahabat antara lain di Filipina, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Hongkong," kata Karyanto saat pembukaan IFRA 2019 di Jakarta, 5 Juli 2019.
Menurut data Kemendag, Alfamart sebagai waralaba yang menjual produk sehari-hari mereka telah membuka 174 gerai di Filipina. Lalu ada J.Co Coffe and Donut berhasil membuka 60 gerai di empat negara yaitu, Malaysia, Singapura Filipina dan Hongkong. Dan terakhir Kebab Turki Baba Rafi telah buka 60 gerai di delapan negara termasuk Cina, Belanda, Sri Lanka dan Bangladesh.
"Pemerintah sangat mendukung pertumbuhan waralaba lokal menjadi waralaba yang memiliki daya saing tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri," ujar Karyanto.
Karyanto menegaskan, pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan pembinaan dan dukungan pengembangan industri waralaba. Hal utama yang kita prioritaskan adalah kemudahan untuk mendapatkan legalitas waralaba berupa Surat Tanda Pendaftaran Waralaba atau STWP.
Karyanto menuturkan, dengan adanya pengakuan dari Pemerintah maka akan tercipta kepastian hukum, transparansi dan timbulnya kepercayaan yang merupakan faktor mendasar dari keberhasilan sebuah bisnis.
Dia menambahkan, pangsa pasar waralaba di Indonesia juga besar dan terus bertumbuh. Didukung oleh tingginya tingkat permintaan terutama dari golongan masyarakat menengah Indonesia dan berusia muda yang membutuhkan ruang sosialisasi dan bergaul sehingga mendorong sektor waralaba di bidang jasa terutama makanan dan minuman semakin menjamur.
Ditemui terpisah, M.Andriyansyah, Franchise Bussiness Development Manager Alfamart mengungkapkan saat ini lini retail yang dikelola di luar negeri tepatnya di Filipina sudah mencapai 600 gerai sejak tahun 2014. Dia mengharapkan ada penambahan untuk tahun depan.
"Target setahun ke depan untuk menambah 1500an toko lagi di Filipina, jadi 2100 untuk Juni 2020," kata Andri di Jakarta Convention Center, Jakarta, 5 Juli 2019.
Andri mengatakan, pangsa pasar untuk retail groceries sangat terbuka lebar di Filipina, karena di sana hanya ada Seven Eleven dan Family Mart yang berkonsep convenience store sebagai kompetitor. Dia menambahkan situasi di sana pun tak berbeda jauh dengan di Indonesia. "Itu yang membuat secara kepastian bisnis lebih terjamin," katanya.
Dia menjelaskan, konsep Alfamart di Filipina memang lebih luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan yang ada di Indonesia. "Karena minimarket ada batas luas kita berada pada batas maksimalnya," ujar Andri.
Andri menuturkan, Alfamart awalnya tidak serta merta begitu saja masuk ke Filipina. Mereka harus bekerja sama dengan salah satu perusahaan lokal retail di sana yaitu SM Investment. "Mungkin merek ritel yang tidak diubah-ubah di luar negeri ya Alfamart," ungkapnya.
Dia mengatakan, dengan pertumbuhan ritel yang cukup bagus di dalam negeri, bahwa saat ini total Alfamart di Indonesia sudah cukup banyak yaitu 13477 toko yang 30 persennya merupakan waralaba. "Pemilik franchise orangnya sendiri ada 2200 orang dengan jumlah 3533 toko," kata Andri.
Andri menambahkan, model bisnis dari Alfamart adalah menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari dengan harga yang terjangkau dan memiliki konsep sebagai toko komunitas dan telah terbukti telah mendapatkan banyak perhargaan di tanah air dan di kancah internasional.
EKO WAHYUDI | MARTHA WARTA S