Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra memastikan maskapainya tidak memiliki rute penerbangan ke India. India telah diklasifikasikan sebagai negara dengan risiko sangat tinggi yang membawa strain mutasi virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami memang tidak memiliki penerbangan ke India,” ujar Irfan saat dihubungi pada Kamis, 22 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Angka Covid-19 di India melonjak menjadi 15,6 juta kasus dengan total kesembuhan 13,3 juta dan kematian 183 ribu. Peningkatan penyebaran virus corona di India terjadi lantaran adanya varian baru Covid-19 dan kurang waspadanya masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Beberapa negara, seperti Hong Kong, telah akan menangguhkan penerbangan dari India mulai 20 April selama dua pekan setelah varian baru Covid-19 mutan N501Y terdeteksi di negara itu untuk pertama kalinya. Penangguhan juga dilakukan Hong Kong untuk penerbangan rute Pakistan dan Filipina.
Sejumah maskapai internasional terkena dampak larangan Hong Kong. Maskapai-maskapai itu adalah Cathay Pacific, Hong Kong Airlines, Vistara, dan Cebu Pacific.
Ihwal kebijakan penerbangan internasional setelah munculnya varian virus baru corona ini, Garuda Indonesia maskapainya sudah mengikuti arahan regilator. “Kan memang sudah dibatasi (penerbangan internasional),” ujar Irfan.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | REUTERS