Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yokohama - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menggelontorkan dana sebesar USS 4,2 miliar untuk program ketahanan air di daerah Asia dan Pasifik tahun ini. Jumlah tersebut, jauh lebih besar ketimbang tahun lalu yang hanya US$ 2,4 miliar, yang berhasil dipinjamkan.
Amy Leung, Deputy Director General Concurrently Chief Thematic Officer, mengatakan ADB sangat konsentrasi terhadap program ketahanan air di daerah Asia dan Pasifik. “Ada banyak cara untuk menjaga ketahanan air,” kata Amy di Yokohama, Jepang, 3 Mei 2017.
Baca: ADB: Biaya Infrastruktur di Asia Bisa Melebihi US$ 22,6 T
Ia menyebutkan salah satu cara agar menjaga ketahanan air yakni mengurangi tingkat kebocaran ketersediaan air baku. Pekerjaan ini bisa dikerjakan oleh pemerintah atau swasta yang menjadi operator air. Di Jakarta, misalnya, PAM Jaya bersama dengan dua operatornya: Aetra dan Palya diharapkan terus mengurangi tingkat kebocoran air.
Baca: ADB Jelaskan Mengapa Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh
Selain itu, Amy mengatakan program lain yang bisa dirancangan pemerintah maupun swasta untuk ketahanan air yakni dengan membangun tempat pengolahan limbah. Menurut dia, air limbah termasuk juga tinja bisa diolah dengan teknologi yang dapat menambah ketersediaan air.
Di Ibu Kota, PD Pal Jaya merupakan perusahaan pemerintah Jakarta yang bergerak di bidang mengolah limbah, termasuk tinja. Perusahaan pelat merah ini hanya mengolah limbah sebanyak 35 ribu meter kubik saban harinya. Padahal, menurut Direktur Teknik Pal Jaya Juniper Panjaitan pada Januari lalu, setiap hari Jakarta menghasilkan limbah sebanyak 2 juta meter kubik.
Amy mengatakan salah satu dana terbesar digelontorkan untuk proyek pengolahan limbah dan sanitasi. Dari USS 4,2 miliar, sekitar 35 persen atau US$ 1,4 miliar untuk proyek – proyek tersebut. Selain itu, dana yang paling besar untuk program pembangunan irigasi dan drainase sekitar US$ 1,5 miliar.
Adapun pada 2016, dari US$ 2,4 miliar yang digelontorkan sebagian besar digunakan untuk proyek pengolahan limbah dan sanitasi sekitar US$ 1,4 miliar. Selain itu, dana digunakan di antaranya untuk pembangunan saluran irigasi, penanganan banjir, dan pembangunan hidro power.
ERWAN HERMAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini