Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia atau Akumindo Ikhsan Ingratubun menceritakan kondisi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah(UMKM) yang sangat terpukul akibat pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Masa pandemi 2020 ini kami mencatat lebih kurang 30 jutaan UMKM dampak pandemi akhirnya jatuh, akhirnya bangkrut," kata Ikhsan dalam acara pelatihan wartawan Bank Indonesia secara virtual, Jumat, 26 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada 2020 hanya tersisa sekitar 34 juta unit UMKM yang masih bisa bertahan dari krisis yang diakibatkan pandemi. Akibatnya, kontribusi UMKM pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pun otomatis menyusut.
"Memang dari sisi kontribusi PDB juga yang tadinya 2019 kami dari UMKM memberikan kontribusi pada negara sekitar 60 persen, tapi di 2020 kami tidak mampu bertahan," ujarnya.
Padahal menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, kata Ikhsan, jumlah UMKM di Indonesia sejak 2017 sebenarnya terus menunjukkan progres peningkatan.
Pada 2017, jumlah UMKM tercatat ada sekitar 60,4 juta unit. Jumlahnya bertambah menjadi 62,6 juta unit pada 2018, dan semakin naik hingga 64,7 juta unit pada 2019.
Dia juga mengatakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada pertengahan 2020 sangat memukul pelaku UMKM. "Sebenarnya akhir tahun 2020 kami bangkit, tapi PSBB lagi, jadi kami turun lagi. Kemarin saya ke Bali, itu lumpuh total UMKM pariwisatanya. Jadi kebijakan pemerintah berpengaruh pada UMKM," kata Ikhsan.
Sedangkan, Ikhsan bersyukur ketika pemerintah melakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dia berharap pemerintah semakin menaruh mata pada UMKM yang terkapar akibat pandemi.
Dia juga merespons baik soal kampanye benci produk asing yang digaungkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hal itu, dia nilai bisa membuka peluang masyarakat beralih ke produk UMKM.
"Misalnya alokasi BUMN untuk UMKM kami syukuri, tapi at least UMKM makin dicintai bangsa sendiri," kata Ikhsan.
HENDARTYO HANGGI