Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan harga tiket pesawat menjelang liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) berhasil diturunkan guna mendukung mobilitas masyarakat yang tinggi pada periode tersebut.
“Di hari-hari yang memang kita harapkan akan terjadi mobilitas tinggi, masyarakat kita menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, kita berharap ada upaya untuk pengurangan harga tiket pesawat. Dan ini Alhamdulillah sudah bisa terjadi,” kata Agus dalam Diskusi Alumni SMA Taruna Nusantara Angkatan V di Halte TransJakarta Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu, 8 Desember 2024.
Ia menuturkan pemerintah terus berupaya agar kebijakan yang dikeluarkan berfokus pada peningkatan kualitas dan kapasitas pelayanan kepada publik.
“Berhasil turun 10 persen kurang lebih. Mudah-mudahan ke depan kita kawal lagi waktunya singkat tapi kita bisa melakukan public policy making yang juga mudah-mudahan bisa menyentuh langsung masyarakat,” tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Menko AHY, pemerintah mengupayakan penurunan tiket pesawat melalui diskusi intensif dengan para pihak terkait dalam dua pekan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami selama dua minggu terakhir secara intensif membicarakan itu, agar maskapai penerbangan semuanya on board, termasuk juga dalam hal ini Kementerian Perhubungan yang menjadi domain utama dari perusahaan ini,” tuturnya seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan pembuatan kebijakan publik menyentuh langsung masyarakat dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kemaslahatan masyarakat.
“Kita berharap ke depan juga selalu hadir kebijakan-kebijakan yang membuat masyarakat semakin baik, semakin nyaman, dan tentunya semakin bisa menjangkau transportasi di Indonesia, darat-laut maupun udara termasuk perkeretaapian,” ujarnya.
Namun penurunan harga tiket pesawat ini hanya berlaku pada Nataru selama 2 pekan karena pemerintah minta penyelenggara jasa bandara sampai penjual avtur mengurangi harga. Setelah libur berakhir, harga tiket kembali "normal".
Jumlah Penumpang Meningkat
Libur Natal dan Tahun Baru disingkat libur Nataru kerap menjadi momen ramai bagi para pelancong sebaliknya menjadi kesempatan emas para penyelenggara transportasi dengan, misalnya, melansir diskon tiket pesawat.
Harga tiket pesawat diprediksi mengalami penurunan menjelang periode Nataru 2024/2025. Pertanyaannya, seberapa besar penurunannya?
Kementerian Perhubungan mengumumkan kebijakan penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10 persen selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Penyesuaian ini berlaku selama 16 hari, mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, untuk tiket yang belum terjual.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan keputusan penurunan harga tiket pesawat menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan terealisasi. Dalam kunjungannya ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Rabu pekan lalu, Erick mengatakan penurunan harga tiket pesawat ini merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto.
“Tadi saya bersama Direksi Garuda, Citilink, dan Pelita Air ngecek harga tiket, ternyata benar turun. Ini juga berkat kerja sama dengan Pertamina dan pengelola bandara. Kami mencoba membantu harga tiket lebih baik sesuai dengan instruksi Bapak Presiden," kata Erick.
Meski demikian, Erick mengatakan bahwa upaya ini belum final dan akan terus dievaluasi. "Ada target pada 15 Desember, akhir bulan saya cek lagi, dan nanti Maret juga saya cek lagi. Ini proses yang harus terus diperbaiki," ujarnya.
Antara Supply dan Demand
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney, Maya Watono, menyatakan penurunan jumlah unit pesawat yang beroperasi menjadi salah satu penyebab utama tingginya harga tiket pesawat. Ia menyebut, total penurunan jumlah pesawat yang dioperasikan maskapai penerbangan (fleet) dari beberapa waktu sebelumnya mencapai 400 fleet.
“Sebelumnya itu 750 fleet sekarang di 350 fleet. Bagaimana kami bisa memenuhi demand kalau supply-nya saja enggak ada," tuturnya saat menggelar konferensi pers di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Jumat, 6 Desember 2024.
Sebagaimana konsep dasar ekonomi terkait permintaan (demand) dan penawaran (supply), jika permintaan tiket pesawat tinggi, sementara penawarannya terbatas dikarenakan jumlah penerbangan sedikit, maka harga tiket akan cenderung naik. Hal ini berlaku sebaliknya, jika penawaran atau suplai penerbangan lebih tinggi dari permintaan, harga tiket bisa turun.
Jalan keluar untuk mengatasi persoalan tingginya harga tiket pesawat harus mengatasi akar permasalahan, bukan hanya solusi yang berdampak sementara. Menurut pandangannya, masalah tersebut tidak bisa diselesaikan secara parsial, sehingga diperlukan koordinasi yang baik antara berbagai kementerian dan lembaga terkait.
"Banyak kementerian dan lembaga yang harus duduk bareng. Kami lihat problem-nya, (jadi) tidak hanya memperbaikisymptom tapi juga problem," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan, mengonfirmasi rencana penambahan pesawat pada 2025 mendatang sebanyak 15-20 unit. Hal itu, kata dia, menjadi upaya untuk meningkatkan kemampuan maskapai pelat merah ini dalam memenuhi permintaan penumpang.
“Target kami di 2025 menambah 15-20 pesawat. Kita memang perlu penambahan jumlah pesawat,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Wamildan memastikan akan ada empat unit pesawat baru. Dua di antaranya akan ditambahkan pada Desember 2024, sementara dua lainnya akan datang pada Januari 2025. Ia menyampaikan, saat ini salah satu unit baru sedang menjalani proses pengecatan dan penataan interior.
Hanin Marwah, Hammam Izzuddin dan Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor Menkes Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tak Naik pada 2025: Hitungan Saya Cukup Uang, Tidak Usah Khawatir