Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Melalui Instagram resmi @karyakarsa_id, diberitakan kabar duka telah meninggal Aria Rajasa, Chief Technology Officer (CTO) dan salah satu pendiri KaryaKarsa, pada Rabu 18 Januari 2023 dalam usia 39 tahun. Kabar duka ini pun mengejutkan seluruh keluarga besar KaryaKarsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mas Aria (panggilan selama di kantor), menurut tim KaryaKarsa selalu memberikan inspirasi. Mas Aria juga terkenal sebagai seorang pemimpin yang inspiratif, inovatif, profesional, visioner, dan sangat peduli pada keluarga KaryaKarsa. KaryaKarsa bisa bertumbuh dari nol sampai seperti sekarang berkat ide, dorongan, inspirasi, dan kerja kerasnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk mengenang dan menghormati kepergian Aria Rajasa, seluruh tim KaryaKarsa tidak bekerja selama satu hari penuh pada 19 Januari 2023 lalu. Segenap tim KaryaKarsa juga memohon kepada semuanya untuk mendoakan Aria agar diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan.
Profil Aria Rajasa
Aria Rajasa yang merupakan lulus Fasilitas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) juga menjadi pendiri dan CEO website gantibaju.com, awal ia terjun ke dunia bisnis. Meskipun ini masih awal, tetapi ia sudah mengukir prestasi sebagai Presentation Idol terbaik di event StartUp Lokal meetup pada 2011. Laman gantibaju.com yang didirikan Aria bersama teman-temannya juga pernah meraih Best of The Best dalam Sparxup Award 2010.
Saat membangun bisnis gantibaju.com, Aria terinspirasi dari kekecewaannya terhadap sikap bangsa Indonesia yang tidak bangga terhadap negaranya sendiri dan selalu mengagung-agungkan negara lain. Akhirnya, ia dan dua temannya, Anang Pradipta dan Setyagus Sucipto memiliki ide untuk membuat kekayaan budaya Indonesia menjadi sebuah budaya pop dengan menghadirkannya ke media yang lebih luas dan terkini, yaitu T-shirt. Namun, terdapat sebuah masalah bahwa mereka tidak bisa desain sehingga mereka memutuskan menggunakan metode crowdsourcing untuk mengumpulkan desainnya.
Mengutip dictionary.cambridge, crowdsourcing adalah kegiatan memberikan tugas kepada sekelompok besar atau masyarakat umum, misalnya dengan meminta bantuan di internet. Crowdsourcing sangat memengaruhi cara perusahaan melakukan bisnis lantaran menjadi cara yang valid bagi perusahaan untuk menemukan ide pemasaran.
Dengan bermodal nekat dan tanpa pengalaman di dunia fashion retail, Aria dan temannya terjun dengan sebuah mimpi sederhana, yaitu membuat semua orang Indonesia bangga berbangsa Indonesia. Ia memulai bisnis pertamanya ini dengan komunitas kecil yang berisi para desainer, lalu membuat laman gantibaju.com secara sederhana dan lengkap dengan sistem voting desainnya. Selanjutnya, Aria melakukan komunikasi langsung ke semua komunitas desain online dan offline yang bisa mereka raih. Aria pun menyatakan bahwa melakukan bisnis seperti ini harus butuh banyak kesabaran, keringat, dan kreativitas.
Melansir cs.ui.ac.id, Aria juga mengungkapkan banyak kendala selama ia memulai bisnis clothing tersebut.
“Mulai dari tidak punya uang pernah, kebanyakan uang juga pernah. Bahkan, pernah dihutangi berbulan-bulan. Beginilah bisnis dan saya tetap menjalaninya,” kata Aria.
Kendati demikian, dalam membangun bisnis tersebut, Aria Rajasa dan kawannya tetap mendapatkan keuntungan. Mereka berhasil memproduksi sekitar 2.000 kaos setiap bulannya dengan harga satuannya sekitar Rp 120.000 - Rp 150.000.
RACHEL FARAHDIBA R
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.