Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Asosiasi Sebut Omzet UMKM Tak Terlalu Banyak di Pemilu 2024

Asosiasi buka suara soal dampak ekonomi Pemilu 2024 kepada pelaku UMKM.

16 Februari 2024 | 07.30 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan kaos kampanye di usaha konveksi Sinergi Adv Nusantara di Srengseng Sawah, Jakarta,  Selasa, 31 Oktober 2023. Menjelang kampanye Pemilu legislatif dan kampanye pemilihan presiden pada Pemilu 2024, pesanan kaos kampanye naik hingga 400 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja menyelesaikan pembuatan kaos kampanye di usaha konveksi Sinergi Adv Nusantara di Srengseng Sawah, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2023. Menjelang kampanye Pemilu legislatif dan kampanye pemilihan presiden pada Pemilu 2024, pesanan kaos kampanye naik hingga 400 persen. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia atau Akumandiri buka suara soal dampak ekonomi Pemilihan Umum alias Pemilu 2024 kepada pelaku UMKM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Sebenarnya pada Pemilu sebelumnya, UMKM lebih banyak mendapatkan cuan dibandingkan Pemilu kali ini," kata Ketua Umum Akumandiri Hermawati Setyorinny saat dihubungi Tempo pada Kamis, 15 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hermawati mencontohkan, 9 dari 10 UMKM mendapatkan orderan dari Pemilu sebelumnya. Selain itu, kata dia, para UMKM tersebut juga mendapatkan kenaikan signifikan hingga dua kali lipat.

"Tapi kalau sekarang, yang dapat mungkin hanya 1 dari 10 UMKM dan itu (kenaikan omzet) pun enggak banyak," ucap Hermawati.

Ihwalnya, dia menduga, ada calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024 yang memesan atribut kampanye di kolega masing-masing, bahkan di luar negeri alias impor. Misalnya, untuk kaos.

"Dia enggak mungkin pesan di dalam negeri karena jumlahnya masif, jumlahnya besar sekali," ujar Hermawati.

Selain itu, dia melihat ada pergeseran pola kampanye menjadi ke digital, sehingga UMKM tak terlalu mendapatkan berkah dari gelaran kampanye kali ini.

Sebelumnya pada 5 Februari 2024, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Budi Frensidy mengatakan pengeluaran Pemilu di kuartal IV 2023 masih rendah.

"Para calon masih menahan budget pada potensi terjadinya putaran kedua dan berubahnya trend kampanye dark konvensional ke digital," kata Budi kepada Tempo.

Hal ini, ujar dia, tercermin dari lemahnya pertumbuhan jumlah uang beredar M2. Menurut Budi, jumlah uang beredar tidak sebanyak periode kampanye tahun-tahun sebelumnya.

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus