Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA – PT PLN (Persero) akan membentuk entitas baru yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan dan panas bumi. Perusahaan tersebut bakal berdiri di bawah naungan subholding PLN yang bergerak di sektor pembangkit listrik, yaitu PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power.
Lewat entitas tersebut, perusahaan akan mempercepat transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Langkah itu dilakukan untuk mendukung komitmen pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 dan mencapai netral karbon pada 2060.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan panas bumi menjadi salah satu energi yang berpotensi besar menggantikan listrik berbasis batu bara. Potensinya mencapai 29 gigawatt, tapi baru dimanfaatkan sebagai sumber listrik dengan total kapasitas sekitar 2,2 gigawatt atau 7,5 persen.
Alternatif lainnya adalah energi dari air. Indonesia memiliki potensi terbesar kedua dengan total 75 gigawatt. Tapi pemanfaatannya hanya sekitar 5 gigawatt atau 6,5 persen dari total. “Artinya, masih banyak ruang untuk kita lakukan pengembangan,” ujarnya melalui keterangan tertulis, kemarin.
Melalui entitas barunya nanti, PLN menargetkan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas 0,6 gigawatt. Sementara itu, untuk pembangkit energi terbarukan lainnya akan difokuskan pada tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga hidro dengan kapasitas total 3,8 gigawatt.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo