Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bank Indonesia Prediksi The Fed Tahan Suku Bunga

The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25 -4,5 persen.

7 Mei 2025 | 19.03 WIB

Warga melakukan unjuk rasa di luar gedung USAID, setelah miliarder Elon Musk, mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk menutup badan bantuan luar negeri AS USAID, di Washington, AS, 3 Februari 2025. REUTERS/Kent Nishimura
Perbesar
Warga melakukan unjuk rasa di luar gedung USAID, setelah miliarder Elon Musk, mengatakan pekerjaan sedang dilakukan untuk menutup badan bantuan luar negeri AS USAID, di Washington, AS, 3 Februari 2025. REUTERS/Kent Nishimura

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga acuan meski Presiden Donald Trump mendorong mereka untuk memotongnya. Saat ini, suku bunga The Fed berada di level 4,25 hingga 4,5 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

The Fed dijadwalkan akan mengumumkan suku bunga dalam Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu malam, 7 Mei 2025. “Kelihatannya mereka (The Fed) lebih khawatir dengan inflasi yang turun lebih lambat dari perkiraan mereka,” ucap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Erwin Gunawan Hutapea kepada wartawan di Kantor Bank Indonesia, Rabu, 7 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erwin mengatakan kekhawatiran The Fed terhadap inflasi lebih besar dibandingkan terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Hal ini berangkat dari situasi pasca pandemi, di mana ketika terjadi konflik Rusia-Ukraina yang turut mempengaruhi rantai pasok global. Saat itu, The Fed terlambat menyesuaikan suku bunga atau terlalu cepat menurunkan suku bunga, sehingga inflasi melonjak di luar dugaan.

Donald Trump sebelumnya mendorong Jerome Powell untuk menurunkan suku bunga, beberapa hari setelah tarif resiprokal diumumkan. “Harga energi turun, suku bunga turun, inflasi turun, bahkan harga telur turun persen dan pekerjaan naik, semuanya dalam waktu dua bulan—kemenangan besar untuk Amerika. Potong suku bunga, Jerome, dan berhenti bermain politik!” tulis Trump dalam unggahan media sosialnya pada Jumat, 4 April 2025.

Namun, Powell telah memperingatkan Trump bahwa penerapan tarif resiprokal berpotensi meningkatkan inflasi dan di saat yang bersamaan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Pada saat itu The Fed pun mengambil keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan.

Pertikaian antara Trump dan The Fed sempat membuat nilai dolar AS melemah, sehingga nilai tukar rupiah menguat. “Pertikaian antara pemerintahan Trump dengan bank sentral AS ini benar-benar positif terhadap rupiah, walaupun perang dagang masih berkecamuk, kemudian geopolitik juga masih berkecamuk,” kata pengamat mata uang brahim Assuaibi ketika dihubungi pada Senin, 21 April 2025. Menurut Ibrahim, jika Trump mengintervensi The Fed, dolar akan semakin ditinggalkan oleh investor.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus