Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menyambut baik penerbitan social bond oleh pihak swasta Bank KB Bukopin Tbk. Bank asal Korea Selatan itu baru saja menandatangi perjanjian kerja sama pembiayaan social bond dengan International Finance Corporation (IFC) yang memberikan pinjaman senilai total US$ 300 juta atau setara Rp 4,41 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dan pemerintah mengapresiasi KB Bukopin selaku inisiator dari program ini dan IFC sebagai investor,” ujar Airlangga dalam sambutan yang ditayangkan melalui video di The Langham Hotel, Jakarta Selatan, pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Airlangga menjelaskan Indonesia bisa mengembangkan banyak hal dengan social bond itu. Berdasarkan pengalaman IFC memberikan social bond pada tahun 2017, kata dia, ada total 197 proyek baik di perbankan, pemberdayaan perempuan, dan bisnis inklusif di pasar negara berkembang yang membidik komunitas berpenghasilan rendah dengan keterbatasan akses pada sektor keuangan.
“Semoga preseden yang baik ini dapat diimplementasikan di Indonesia terutama untuk memperbaiki dampak daripada perbaikan pasca Covid-19,” ucap Airlangga.
Dengan kerja sama ini, Airlangga melanjutkan, Bank KB Bukopin melalui social bond bisa digunakan untuk program yang fokus pada penanganan dampak sosial ekonomi akibat Covid-19. Khususnya untuk program seperti pemertaan akses pendidikan dan kesehatan, serta proyek infrastruktur dasar seperti air bersih, saluran pembuangan, sanitasi, transportasi, hingga energi yang terjangkau.
“Semoga hal tersebut dapat mempercepat pemulihan perekonomian, mendukung pembangunan berkelanjutan untuk pengentasan kemiskinan. Juga mengurangi ketidaksetaraan serta mengatasi perubahan iklim,” tutur Airlangga.
Selanjutnya: Tujuan utama pinjaman Rp 4,4 triliun itu untuk menyediakan pelayanan finansial yang cepat, aman dan nyaman.
Hal itu juga disamaikan oleh Presiden Direktur Bank KB Bukopin Woo Yeul Lee. Dia menjelaskan pinjaman US$ 300 juta akan digunakan untuk membantu masyarakat Indonesia khususnya di bidang pendidikan, lingkungan, dan teknologi informasi agar bisa kembali pulih.
“Kami akan terus berupaya membentuk win-win solution dengan nasabah kami. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan pelayanan finansial yang cepat, amam, dan nyaman,” ujar dia.
Menurut Woo Yeul Lee, pekan lalu, saat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-77, dia melihat warga di Jakarta banyak melakukan kegiatan khususnya perlombaan. “Hal itu memperlihatkan bahwa Indonsia sudah memasuk ke kondisi new normal setelah dihantam pandemi Covid-19,” tutur dia.
Sementara Principal-Asia Region IFC Asif Mustaqim mengatakan pinjaman senilai total US$ 300 juta bentuknya obligasi sosial untuk sektor khusus yang memenuhi syarat. Pinjaman ini terwujud atas dasar kepercayaan dari IFC kepada Bank KB Bukopin sebagai bank swasta Indonesia.
“Seluruh jumlahnya dalam bentuk obligasi sosial untuk mendukung penanggulangan pandemi Covid-19 pada sektor swasta di Indonesia. Seluruhnya akan digunakan ke sektor yang memenuhi syarat untuk pinjaman obligasi sosial,” ucap Asif.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.