Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yakin konsumsi masyarakat kelas menengah bawah masih akan tinggi dan mendorong pertumbuhan kredit perseroan pada tahun ini. Dari hitungannya, Consumer Loan Group Head Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan bahwa kredit konsumsi akan terbantu dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 10 persen pada tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Susatyo menjelaskan, kredit konsumsi yang akan digenjot perseroan adalah kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan target pertumbuhan sebesar 15 persen pada tahun ini.
Jika target tersebut tercapai, menurut Susatyo, realisasi KPR pada tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya tumbuh 9 persen. Pada tahun lalu perseroan masih fokus pada kredit rumah bekas dengan komposisi mencapai 60 persen sehingga realisasi hanya satu digit.
Adapun tahun ini Bank Mandiri akan mengubah fokus dengan menggenjot penyaluran kredit kepemilikan rumah baru dengan target pembeli pertama yang akan menghuni. "Bukan sebagai investasi lagi. Jadi, ke depan presentasi mayoritasnya akan berubah, artinya ticket size yang dulunya banyak Rp 700 jutaan sekarang akan berganti dengan Rp 400 jutaan," kata Susatyo belum lama ini.
Meski begitu, target pembiayaan kendaraan pada tahun ini tidak sebesar KPR. Padahal, pada tahun lalu pertumbuhan KKB mencapai 20 persen dengan didominasi oleh kendaraan roda empat.
Menurut Susatyo, menguatnya kelas menengah ke bawah, maka ticket size untuk KKB bakal terkoreksi. Alhasil, fasilitas pembiayaan kendaraan dengan harga Rp 140 juta - Rp 190 juta menjadi yang paling laris.
Akan tetapi, kata Susatyo, sesuai dengan tren KPR dan KKB umumnya masih akan melengkapi. Misalnya, jika pada awal tahun ini produk KPR sepi, maka KKB akan menggeliat. Begitu juga tahun pembuatan kendaraan akan sangat diperhitungkan oleh masyarakat sehingga akan ada diskon besar-besaran.
"Potongannya tidak tanggung-tanggung sampai Rp 30 jutaan biasanya. Belum kalau produk kelas atas yang sekarang mulai sulit, bahkan sampai Rp 100 jutaan," ujar Susatyo.
Meskipun begitu, kata Susatyo, Bank Mandiri akan menggenjot penyaluran KKB maupun KPR dengan menggunakan sejumlah strategi guna menjaga harapan agar sesuai degan yang diinginkan. Salah satunya, yakni memaksimalkan nasabah payroll Mandiri.
BISNIS